Anak Pekerja Migran Derita Gangguan Jantung, Kemensos Lakukan ini

Anak Pekerja Migran Derita Gangguan Jantung, Kemensos Lakukan ini

Jakarta – Berdasarkan Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2015, Kementerian Sosial (Kemensos) mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin.

Seiring dengan tugas tersebut, Kemensos melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) membantu dan memberikan pendampingan selama proses pemulangan 34 Pekerja Migran Indonesia Bermasalah (PMIB) dari Arab Saudi. Hal ini juga merupakan tindak lanjut atas kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke Arab Saudi beberapa waktu lalu.

Salah satu PMIB yakni Nia (40), memiliki anak bernama Salsa Ramayanti (8) yang didiagnosa mengidap gangguan jantung. Melalui asesmen dari UPT Kemensos yakni Sentra Handayani di Jakarta, diketahui Nia mengalami kendala dalam pengobatan Salsa.

Baca Juga :   Mahfud MD: Musuh Kita KKB Bukan Rakyat Papua

“Penyebabnya karena ketiadaan biaya. Kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki tidak terbayar dan jumlah tunggakannya cukup besar,” tutur Kepala Sentra Handayani Anna Puspasari di Jakarta (20/06/2022).

Sentra Handayani pun mengambil aksi untuk membantu Nia, dengan menjemput dan membuka akses layanan kesehatan Salsa agar mendapatkan penanganan lebih intensif. Kemensos juga membayarkan tunggakan BPJS Salsa agar ia bisa melanjutkan pengobatan penyakit jantungnya. Kini warga Kabupaten Purwakarta tersebut tinggal di Sentra Handayani Jakarta sambil menunggu pengaktifan kembali layanan BPJS-nya.

“Salsa harus segera diberikan perawatan medis. Karena sudah sangat mengkhawatirkan, kita harus bantu juga pengurusan BPJS, keanggotaan PKH, serta keberlanjutan pendidikannya,” tutur Anna.

Baca Juga :   Ingin Lihat Komodo? Presiden Sarankan ke Pulau Rinca, Harganya Sama

Selain bantuan akses layanan kesehatan, Kemensos melalui Sentra Handayani juga memberikan bantuan modal kewirausahaan berupa usaha sosis bakar dan bakso goreng.

“Ibu Nia akan meneruskan kegiatan wirausaha di Sentra Kreasi Atensi (SKA) Bambu Apus. Pertimbangannyaa agar Nia juga bisa mendampingi Salsa dalam menjalani pengobatan,” ungkap Anna.

Atas berbagai bantuan dan kemudahan dari Kemensos, Nia menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih. “Alhamdulillah, akhirnya saya bisa bawa anak saya ke Jakarta untuk berobat dibantu oleh Kemensos. Selama ini saya bingung. Terima kasih Kemensos,” ucap Nia.

Baca Juga :   Ingin Lihat Komodo? Presiden Sarankan ke Pulau Rinca, Harganya Sama

Berdasarkan asesmen UPT Kementerian Sosial, diketahui Nia adalah PMIB dari Purwakarta yang sudah 4 kali pulang-pergi bekerja di Arab Saudi. Nia memiliki 3 anak, satu di antaranya sudah menikah. Adapun Salsa adalah anak ketiga. Suami Nia bekerja sebagai petani dan pekerjaan serabutan lainnya. Nia tidak ingin kembali bekerja di luar negeri karena kondisi fisik Salsa yang kian mengkhawatirkan.

“Saya kapok,” ucap Nia saat ditanya adakah keinginan kembali bekerja di luar negeri.
Salsa diketahui mengidap gangguan jantung sejak berusia 3 tahun. Ia sering terlihat terengah-engah saat bernafas, tidak bisa bermain seperti anak lainnya karena ia akan merasa lemas apabila terlalu banyak beraktifitas.

Dalam pemeriksaan ke Puskesmas, terdapat flek pada jantung Salsa. Karena tidak mendapatkan perawatan intensif, Salsa pernah mengalami demam tinggi, mulut dan kuku membiru, serta kesulitan bernafas saat usia 5 tahun. Ayahnya memeriksakan Salsa ke Rumah Sakit dengan memanfaatkan layanan kartu BPJS berbayar setiap bulannya.

Baca Juga :   Mahfud MD: Musuh Kita KKB Bukan Rakyat Papua

Dokter menyatakan bahwa Salsa harus segera diberikan tindakan operasi. Namun, karena kurang lengkapnya peralatan medis di RS, dokter menyarankan Salsa dirawat secara intensif di RS Jakarta dengan peralatan memadai.

Terkendala biaya, membuat proses perawatan Salsa tidak berlanjut, terlebih setelah iuran BPJS tidak terbayar. Saat ini perkembangan fisik Salsa kurang optimal. Berat badannya kurang, sering merasa lemas, dan tidak bisa beraktifitas secara maksimal tanpa bantuan orang lain.

Tindakan selanjutnya, Sentra Handayani juga akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar Salsa tetap dapat memperoleh pendidikan meski dengan kondisi dan keterbatasan yang dimilikinya. []

Baca Juga :   Mahfud MD: Musuh Kita KKB Bukan Rakyat Papua