Harga Rumah Singapura Terus Naik, Namun Pasar Akhirnya Mendingin

Ilustrasi Singapura. (Foto: Narsum.id/Unsplash/Joshua Ang)

Narsum.id | Jakarta – Harga rumah Singapura naik lebih cepat pada kuartal kedua, namun momentumnya mungkin terancam oleh kekhawatiran atas kenaikan biaya hidup dan suku bunga yang lebih tinggi.

Data Urban Redevelopment Authority menunjukkan harga rumah di Singapura tumbuh 3,5% dalam tiga bulan. Itu lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 3,2%, dan lompatan dari pertumbuhan kuartal pertama sebesar 0,7%.

Kenaikan biaya dan kenaikan suku bunga dapat menghambat pasar real estat Singapura, yang telah bertahan, bahkan setelah pemerintah memberlakukan sejumlah langkah pendinginan untuk menenangkan ledakan properti. Penjualan rumah merosot pada bulan Juni ke level terendah dalam lebih dari dua tahun.

Pekan lalu, bank sentral Singapura telah mengambil tindakan untuk mengekang inflasi dengan secara tak terduga memperketat kebijakan moneternya. Negara-negara dari Selandia Baru hingga Kanada melihat pasar perumahan mereka melambat karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi kenaikan harga.

Baca Juga :   Naikkan Suku Bunga, ECB Sediakan Bantuan Bagi Negara Debitur Besar

“Suku bunga hipotek di sini merangkak naik dari level terendahnya karena bank-bank Singapura mengambil isyarat dari Federal Reserve AS, menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang lebih panas dari perkiraan,” kata wakil presiden senior penelitian dan analitik di OrangeTee & Tie Christine Sun, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sun mengatakan, pengembang bergulat dengan biaya konstruksi dan tanah yang lebih tinggi bersama dengan kebutuhan untuk menjaga harga tetap terjangkau karena kenaikan tarif mengurangi sentimen pembeli.

Namun, dia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Singapura dan tingkat lapangan kerja yang tinggi dapat bertindak sebagai bantalan bagi pemilik rumah yang menghadapi potensi dampak ketidakpastian global.[]