WHO Peringatkan Penderita Cacar Monyet untuk Menghindari Hewan Peliharaan

Ilustrasi cacar monyet. (Foto: Narsum.id/Pixabay/Alexandra_Koch)

Narsum.id | Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada Rabu (17/08/2022) menyerukan agar orang yang terinfeksi cacar monyet untuk menghindari hewan peliharaan.

Munculnya peringatan itu setelah ditemukan kasus pertama cacar monyet yang disebut ditularkan dari manusia ke seekor anjing peliharaan di Prancis.

Melansir Euronews, hewan tersebut yang merupakan seekor greyhound Italia, diyakini telah tertular virus akibat berbagi tempat tidur dengan pemiliknya yang terinfeksi cacar monyet. Pemilik anjing tersebut, yang keduanya adalah pasangan gay dalam hubungan non-eksklusif dan tertular virus monkeypox dari kontak seksual pihak ketiga.

Anjing tersebut mengalami luka pada kulitnya 12 hari setelah timbulnya gejala mereka. Setelah menjalani tes PCR, anjing itu pun dinyatakan positif cacar monyet.

Baca Juga :   Joe Biden Meneken Undang-Undang Perubahan Iklim

“Kami percaya ini adalah kasus pertama dari anjing yang terinfeksi,” kata pimpinan teknis WHO untuk cacar monyet, Rosamund Lewis, seperti dikutip dari Arab News.

Selain itu, dia mengatakan bahwa pengelolaan limbah sangat penting untuk menurunkan risiko kontaminasi hewan pengerat dan hewan lain di luar rumah.

Menurutnya, sangat penting bagi orang-orang untuk memiliki informasi tentang cara melindungi hewan peliharaan mereka dan juga cara mengelola limbah, sehingga hewan secara umum tidak terkena virus cacar monyet.

WHO menyebutkan bahwa ketika virus melompati penghalang spesies, seringkali memicu kekhawatiran mereka dapat bermutasi ke arah yang lebih berbahaya.

Cacar monyet atau monkeypox awalnya diidentifikasi pada monyet yang dipelihara untuk penelitian di Denmark pada tahun 1958, namun penyakit ini ditemukan pada sejumlah hewan, dan paling sering pada hewan pengerat.

Baca Juga :   Korea Selatan dan Bill Gates Sepakat Perluas Kemitraan Kesehatan

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.[]