Survei: Pandemi Dorong Pegawai Tinggalkan Pekerjaannya

Ilustrasi perpisahan. (Foto: Narsum.id/Pixabay/geralt)

Jakarta | The Great Resignation atau fenomena pengunduran diri masal dari sejumlah pekerja profesional telah terjadi belakangan ini. Pekerja dari semua lapisan terlihat meninggalkan pekerjaan mereka, namun generasi milenial terbukti sangat nakal.

Sekitar dua pertiga pemimpin perusahaan mengatakan bahwa generasi pekerja memiliki tingkat bergejolak tertinggi di perusahaan mereka, menurut survei dari perusahaan perangkat lunak WorkJam. Survei itu dilakukan terhadap 72 eksekutif yang perusahaannya mempekerjakan sekitar 400.000 staf.

Sepertiga dari mereka yang ditanyai mengatakan bahwa staf Gen Z, yang berusia awal hingga pertengahan 20-an, adalah yang paling mungkin untuk pergi dan hanya 4% mengatakan Gen X, yang berusia 40-an dan 50-an, adalah yang paling banyak menyerah.

“Dua tahun terakhir telah menyoroti terputusnya hubungan antara kantor pusat dan garis depan mereka. Karyawan tidak merasa didengar dan dihargai,” kata Direktur Pelaksana EMEA di WorkJam Mark Williams, seperti dilansir dari Bloomberg.

Baca Juga :   PM Italia Draghi Resmi Serahkan Pengunduran Diri ke Mattarella

Perusahaan di seluruh industri dan negara telah berjuang melawan peningkatan omset lantaran pegawainya terus membuang pekerjaan mereka dalam jumlah rekor. Sebagian besar hal itu dipicu perasaan yang didorong oleh pandemi Covid-19 bahwa hidup terlalu singkat untuk terjebak adalah pekerjaan yang tidak memuaskan.

Hal itu dibuktikan oleh survei yang menunjukkan alasan paling umum untuk kepergian Gen Z adalah kurangnya penghargaan, diikuti oleh keinginan untuk lebih fleksibel dan frustrasi dengan kemajuan karir.[]