Perkuat Militer, Polandia Beli Tank dan Howitzer dari Korsel

Ilustrasi militer. (Foto: Narsum.id/Pixabay/ArmyAmber)

Narsum.id | Jakarta – Dua perusahaan Korea Selatan, Hyundai Rotem Co dan Hanwha Defense, telah menandatangani kontrak senilai USD 5,76 miliar atau sekitar Rp 85 triliun dengan Warsawa, Polandia untuk mengekspor tank dan howitzer.

Hal itu diungkapkan oleh instansi Korsel, Defense Acquisition Program Administration (DAPA), setelah Warsawa setuju meningkatkan impor senjata dalam menghadapi perang Rusia-Ukraina.

Serangan invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran di antara banyak negara bekas Blok Timur.

Polandia, yang merupakan salah satu anggota NATO, telah berjanji meningkatkan pengeluaran militer hingga 3% dari produk domestik bruto (PDB) dan lebih dari dua kali lipat jumlah tentaranya untuk mencegah serangan apa pun.

Baca Juga :   Rencana IPO Dorong Nilai Valuasi Porsche ke Level USD 85 Miliar

Menurut DAPA, Hyundai Rotem akan mengirimkan tank K2 Black Panther, sementara Hanwha Defense yang merupakan unit pertahanan Hanwha Corp, akan mengirim howitzer self-propelled K9.

Polandia setuju untuk membeli 180 tank K2, jumlah howitzer yang tidak ditentukan dan 48 jet tempur FA-50 berdasarkan kesepakatan. DAPA menyebut, kontrak yang diteken pada akhir pekan lalu itu mencakup angsuran pertama, tanpa merinci jumlahnya. Sedangkan kesepakatan untuk jet diharapkan terealisasi bulan depan.

“Kesepakatan ekspor ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya kami untuk membangun solidaritas dengan negara-negara Eropa dan memperluas batas kemampuan keamanan kami,” kata DAPA dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol telah berjanji akan meningkatkan kerja sama keamanan dengan negara-negara Eropa yang berbagi nilai-nilai demokrasi dan ekonomi pasar. Dia juga berjanji akan meningkatkan industri pertahanan Korsel, di tengah berkembangnya ancaman nuklir dan militer Korea Utara.

Baca Juga :   RI-Jepang Lahirkan Alat Peraga Pengembangan SDM Industri 4.0

Yoon Suk-yeol adalah pemimpin Korsel pertama yang menghadiri pertemuan puncak NATO di Spanyol pada Juni lalu sebagai pengamat, dan memperingatkan ancaman terhadap nilai-nilai tersebut.[]