Narsum.id | Jakarta – Platform penyedia penginapan, Airbnb, membukukan pendapatan bersih sebesar USD 379 juta, yang disebut-sebut sebagai kuartal kedua paling menguntungkan dalam sejarahnya. Pencapaian itu salah satunya didukung oleh para pelancong yang sudah tak khawatir dengan pandemi.
Sebagai tanda kepercayaan di masa depan, perusahaan yang berbasis di San Francisco ini mengumumkan akan mencurahkan USD 2 miliar untuk membeli kembali saham.
“Selama puncak pandemi, kami membuat banyak pilihan sulit untuk mengurangi pengeluaran kami, menjadikan kami perusahaan yang lebih ramping dan lebih fokus,” kata perusahaan itu dalam sebuah surat kepada investor, seperti dikutip AFP.
Perusahaan melaporkan bahwa lebih dari 103 juta malam dan “pengalaman” perjalanan yang diatur oleh Airbnb dipesan selama kuartal tersebut, menetapkan level tertinggi baru, meskipun tengah terjadi lonjakan inflasi dan kesengsaraan ekonomi lainnya.
Pendapatan senilai USD 2,1 miliar yang diterima selama kuartal tersebut telah melonjak 58 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami berada di tengah-tengah musim puncak perjalanan terkuat kami. Pada 4 Juli, kami mencatat pendapatan satu hari tertinggi kami, menandakan musim panas yang kuat di depan,” kata Airbnb dalam surat itu.
Airbnb menargetkan mampu membuat rekor pendapatan baru pada kuartal saat ini, menghasilkan antara USD 2,78 miliar hingga USD 2,88 miliar.
Optimisme muncul meskipun Airbnb menutup bisnisnya di Tiongkok awal tahun ini akibat penguncian atau lockdown Covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir di sana.
Airbnb pada bulan Juli telah menghentikan pemesanan masa inap atau “pengalaman” pengunjung di Tiongkok, sebagai gantinya berfokus pada membantu orang-orang di sana dengan rencana perjalanan ke luar negeri, kata perusahaan itu dalam laporan pendapatan.
“Kami membuat keputusan sulit ini berdasarkan tantangan yang mahal dan kompleks untuk beroperasi di negara ini, diperburuk oleh penguncian Covid yang parah,” kata Airbnb.
“Kami terus mengharapkan Asia Pasifik, termasuk perjalanan keluar dari Tiongkok, untuk mewakili peluang pertumbuhan yang signifikan bagi Airbnb dalam jangka Panjang,” lanjutnya.
Airbnb meluncurkan bisnisnya di Tiongkok enam tahun lalu, dan telah memesan penginapan di sana untuk sekitar 25 juta tamu. Berdasarkan laporan perusahaan, pemesanan tempat tinggal di Tiongkok hanya menyumbang satu persen dari pemesanan Airbnb dalam beberapa tahun terakhir.[]
Leave a Reply