Narsum.id | Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan, hingga kini kasus cacar monyet (monkeypox) belum ditemukan di Indonesia. “Saat ini belum ada kasus yang ditemukan,” kata Setditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, Minggu (24/07/2022).
Meski demikian, Kemenkes mulai melakukan sejumlah pencegahan, seperti meningkatkan surveillance atau pengawasan melalui kantor kesehatan pelabuhan. “Peningkatan kapasitas surveilans melalui kantor kesehatan pelabuhan untuk mencegah masuknya monkeypox,” ungkapnya.
Selain itu, Kemenkes juga menyampaikan bahwa pihaknya akan memperkuat pengawasan di masyarakat serta mendeteksi dini satwa liar seperti tupai, tikus gambia, monyet dan kera. “Penyakit ini sudah ditemukan sejak tahun 1970 di Kongo dan sampai saat ini belum ada laporan kasus ditemukan di Indonesia, hewannya kan tupai, tikus gambia, monyet dan kera jd surveilans satwa liar dan deteksi dini kalau ada gejala yang mirip,” sebutnya.

Lebih lanjut, Nadia mengimbau kepada masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tidak memakan makanan hewan liar, juga tidak berdekatan dengan orang yang memiliki gejala cacar monyet. “Kalau melakukan perjalanan ke negara endemis tidak makan-makanan hewan liar, tidak mengolah hewan liar tapi menggunakan alat perlindungan yang standar dan tidak berdekatan dengan orang yang memiliki gejala monkeypox,” tegasnya.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Pasalnya, cacar monyet telah menyebar di berbagai negara sehingga penetapan ini untuk memastikan dunia mengambil tindakan yang serius.
Adapun menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, lebih dari 16 ribu kasus wabah cacar monyet telah dilaporkan di 74 negara sejak Mei 2022. Hingga kini, kematian akibat cacar monyet cuma dilaporkan di Afrika dan versi virus yang lebih berbahaya ditemukan di Nigeria dan Kongo. []
Leave a Reply