TNSC: Ekspor Thailand Tak Akan Terdampak Aturan Baru Bank Sentral Myanmar

Ilustrasi ekspor impor. (Foto: Narsum.id/Pixabay/cegoh)

Narsum.id | Jakarta – Perintah Bank Sentral Myanmar bagi perusahaan dan peminjam individu untuk menangguhkan pembayaran pinjaman luar negeri, yang terbaru dalam serangkaian langkah untuk menopang cadangan devisa negara yang semakin berkurang, tidak mungkin berdampak signifikan pada ekspor Thailand, kata Thai National Dewan Pengirim atau Thai National Shippers’ Council (TNSC).

Ketua TNSC Chaichan Chareonsuk mengatakan, ekspor Thailand ke Myanmar hanya mewakili 1,6% dari total ekspor Thailand atau USD 4,3 miliar tahun lalu, yang berarti dampak dari pembayaran pinjaman luar negeri Myanmar seharusnya kecil.

Sejumlah produk ekspor utama adalah minyak jadi, minuman, bahan kimia, pelet plastik, produk baja, kosmetik, sabun dan produk perawatan kulit.

Chaichan menilai, tindakan Myanmar juga tidak mungkin mempengaruhi perdagangan perbatasan, lantaran transaksi sebagian besar ditangani secara tunai sebelum pengiriman produk.

Baca Juga :   PM Italia Draghi Resmi Serahkan Pengunduran Diri ke Mattarella

“Yang lebih memprihatinkan saat ini adalah kebijakan impor Myanmar yang ketat diterapkan selama 10 tahun terakhir, karena menyebabkan ketidaknyamanan dalam mengekspor barang ke negara itu,” kata Chaichan, seperti dikutip dari Bangkok Post.

TNSC tetap yakin ekspor Thailand dapat mencatat kenaikan 10% tahun ini, didorong oleh pelemahan baht dan antisipasi kenaikan pertumbuhan PDB Tiongkok.

Dalam lima bulan pertama tahun ini, ekspor Thailand ke Myanmar naik 21,1% menjadi USD 2,07 miliar, sementara impor meningkat 22,6% menjadi USD 1,51 miliar. Pada tahun 2021, ekspor Thailand ke Myanmar mencapai USD 4,31 miliar, naik 13,7% dari tahun sebelumnya.

Ketua Kamar Dagang Thailand Sanan Angubolkul memperingatkan bahwa perusahaan yang memperoleh pendapatan dalam mata uang asing, kemungkinan akan melihat dampak terbesar.

Baca Juga :   Tiga Pekerjaan Rumah yang Perlu Dilakukan Dewan Komisioner OJK 2022-2027

Menurutnya, skema penangguhan pembayaran utang Myanmar pasti akan mempengaruhi arus kas dan pendanaan mereka untuk memperoleh bahan baku impor untuk menghasilkan produk jadi di negara itu.[]