Tiga Paspor Asia Kini Jadi yang Paling Berguna di Dunia

Ilustrasi paspor. (Foto: Narsum.id/Pixabay/jackmac34)

Narsum.id | Jakarta – Paspor Jepang, Singapura dan Korea Selatan tercatat sebagai yang terkuat saat dunia pulih dari pandemi, membalikkan peringkat pra-pandemi yang didominasi oleh negara-negara Eropa.

Paspor Jepang memberikan kemudahan masuk ke 193 negara, satu lebih banyak dari Singapura dan Korea Selatan, menurut Henley Passport Index terbaru dari Henley & Partners, sebuah konsultan imigrasi.

Thailand menempati peringkat ke-70, dengan 79 tujuan bebas visa dan 147 membutuhkan visa. Dari tetangga terdekatnya, Malaysia berada di peringkat ke-13, dengan hanya 47 tujuan visa yang diperlukan, Kamboja ke-93, Laos ke-95 dan Myanmar ke-99.

Dokumen perjalanan Rusia berada di peringkat ke-50, memberikan akses mudah ke 119 negara. Tiongkok menempati peringkat ke-69 dengan akses ke 80 negara, paspor India peringkat ke-87 dan paspor Afghanistan adalah yang paling tidak berguna, membuat pemegangnya hanya masuk ke 27 negara.

Baca Juga :   Cryptocurrency Exchange Zipmex Hentikan Penarikan

“Pemulihan dan reklamasi kebebasan perjalanan kami, dan naluri bawaan kami untuk bergerak dan bermigrasi, akan memakan waktu,” kata Ketua Henley & Partners Christian Kaelin dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Bloomberg.

Pada 2017, negara-negara Asia hampir tidak termasuk di antara 10 paspor yang paling diterima di dunia, menurut indeks tersebut. Dominasi Eropa secara bertahap mereda dan Jerman kini tertinggal dari Korea Selatan.

Inggris berada di urutan keenam dengan akses ke 187 negara, sedangkan Amerika Serikat (AS) berada di urutan ketujuh dengan skor 186, menurut peringkat terbaru.

Indeks, yang menggunakan data 17 tahun, membantu individu kaya dan pemerintah mendata nilai kewarganegaraan di seluruh dunia berdasarkan paspor mana yang menawarkan akses bebas visa atau visa saat kedatangan yang paling produktif.

Baca Juga :   AS Bakal Mengirim Lebih Banyak Sistem Roket ke Ukraina

Namun, dengan perjalanan global yang belum sepenuhnya pulih dari pembatasan Covid, indeks hanya menawarkan gambaran singkat tentang dokumen terbaik untuk disimpan saat dunia keluar dari pandemi.[]