Ibu Pembunuh Shinzo Abe Memberikan 100 Juta Yen ke Gereja

Ilustrasi uang Yen. (Foto: Narsum.id/Pixabay)

Narsum.id | Jakarta – Ibu dari Tetsuya Yamagami, pria yang menembak mati mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe, menyumbangkan sekitar 100 juta yen (Rp 10,8 miliar) ke Gereja Unifikasi. Hal itu diungkapkan oleh paman Yamagami, Jumat (15/07/2022).

Yamagami mengatakan kepada penyelidik bahwa dia yakin Abe terkait dengan gereja itu dan dia membenci organisasi tersebut, karena sumbangan ibunya telah merusak keuangan keluarganya.

Ibu Yamagami terus menyumbangkan uang, bahkan setelah bangkrut pada tahun 2002, kata paman Yamagami, yang terus mendukungnya secara finansial selama bertahun-tahun.

Pamannya mengatakan, kesulitan keuangan keluarga telah membuat Yamagami harus berhenti kuliah. Setelah menyerah di perguruan tinggi, Yamagami berusaha menjadi petugas pemadam kebakaran, namun gagal dalam ujian masuk karena rabun jauh.

Baca Juga :   Snap Bakal Memperlambat Perekrutan Akibat Suramnya Finansial

Sebagai anggota Pasukan Bela Diri Maritim pada tahun 2005, Yamagami mencoba bunuh diri karena dia ingin saudara laki-laki dan perempuannya mendapat manfaat dari pembayaran asuransi jiwa, kata pamannya.

Gereja Unifikasi di masa lalu telah menjadi subyek dari serangkaian keluhan yang mengklaim bahwa gereja itu memaksa orang untuk membeli pot dan segel yang mahal. Gereja juga mendorong orang percaya untuk menyumbangkan 10% dari pendapatan mereka, menurut situs web Jepangnya.

“(Mantan perdana menteri) Nobusuke Kishi mengundang gereja (ke Jepang dari Korea Selatan). Jadi saya membunuh (cucunya) Abe,”kata Yamagami, menurut sumber investigasi seperti dikutip dari Kyodo News.

Yamagami menembak Abe pada 8 Juli, ketika Abe menyampaikan pidato singkat di kota barat Nara. Yamagami ditangkap di tempat kejadian di mana polisi menemukan senjata rakitan.

Baca Juga :   Jepang Cantumkan Tiongkok, Rusia dan Korut sebagai Masalah Keamanan Utama

Gereja Unifikasi, didirikan di Korea Selatan pada tahun 1954 oleh Sun Myung Moon dan dikenal dengan pernikahan kelompoknya, memiliki reputasi kontroversial di Jepang, dan memiliki sekitar 600.000 pengikut.[]