Pembeli Rumah Ancam Stop Bayar Pinjaman Atas Proyek Macet

Ilustrasi properti. (Foto: Narsum.id/Pixabay)

Narsum.id | Jakarta – Banyaknya pembeli rumah yang mengancam menghentikan pembayaran pinjaman atas pembangunan apartemen yang belum selesai, telah memukul bisnis hipotek sejumlah bank di Tiongkok.

Analis memperkirakan ancaman itu diprediksi akan mendorong kenaikan rasio kredit macet hipotek bank sebesar 3-5 kali lipat. Aksi protes para pembeli ini diprediksi akan menambah eksposur risiko pemberi pinjaman di sektor properti yang kekurangan uang tunai.

Laporan data ANZ yang dilansir dari Reuters menunjukkan bahwa pinjaman hipotek terkait proyek perumahan yang belum selesai di Tiongkok mencapai 1,5 triliun yuan atau sekitar USD 220 miliar.

Sebelumnya, kondisi perbankan di Tiongkok juga sempat memburuk tahun lalu akibat pengembang yang gagal memenuhi kewajiban utangnya. Beberapa developer Tiongkok yang belum menyelesaikan proyeknya adalah Evergrande Group dan Sinic Holdings.

Baca Juga :   Biden Luncurkan Tindakan Eksekutif Saat Gelombang Panas Menghantam AS

Setelah makin banyak pembeli rumah yang menolak membayar hipotek pada proyek yang macet, situasi ini mengundang otoritas Tiongkok untuk mengadakan pertemuan darurat dengan bank.

Menurut pelaku pasar saham, pihak berwenang harus melakukan intervensi lebih awal untuk menyelesaikan krisis. Jika tidak, pengembang properti yang tertekan mungkin tidak akan mampu melanjutkan konstruksi dalam waktu dekat akibat krisis likuiditas.[]