Wisata Komodo Hanya untuk Orang Kaya? Pengamat Tidak Sependapat

komodo
Ilustrasi komodo (Foto: Narsum.id/stutterstock)

“Perkuat regulasi dengan rewards dan punishment yang jelas dan tidak pandang bulu, jika ada wisatawan yg melanggar aturan berikan hukuman tegas. Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan untuk menetapkan awig-awig yang mengikat semua untuk dipatuhi bersama.”

Narsum.id | Jakarta – Pemerintah menaikkan harga tiket masuk terusan untuk Taman Nasional (TN) Komodo menjadi Rp3.750.000 untuk biaya konservasi nilai jasa ekosistem lingkungan. Harga tersebut berlaku untuk satu tahun mulai 1 Agustus mendatang dan berlaku untuk turis asing maupun wisatawan lokal. Seiring dengan itu muncul Istilah “Wisata Komodo Hanya untuk Orang Kaya?”

Mengomentari hal ini, Pengamat Pariwisata Nasional Taufan Rahmadi menegaskan, bahwa dirinya tidak sependapat dengan istilah tersebut. Sebab baginya, setiap destinasi Wisata terbuka lebar untuk dikunjungi siapapun.

Baca Juga :   Cryptocurrency Exchange Zipmex Hentikan Penarikan

“Saya tidak sependapat dengan istilah ‘Wisata Komodo Hanya untuk orang Kaya?” katanya saat dihubungi Kamis, (14/07/2022).

Taufan menegaskan, yang perlu dilakukan saat ini adalah bagaimana pengaturan para pengunjung ke destinasi wisata itu agar tetap terjaga kebersihan dan kelestariannya.

“Yang benar adalah wisata komodo dan destinasi wisata manapun diperuntukkan bagi para wisatawan bertanggung jawab, Responsible traveler. Perkuat wisatawan di Tata Tertib kunjungannya bukan mendiskriminasinya sebagai wisatawan kaya atau wisatawan miskin,” tegasnya.

Taufan Rahmadi
Pengamat Pariwisata Nasional, Taufan Rahmadi. (Foto: Narsum.id/FB TR)

Taufan juga mengungkapkan bahwa tarif masuk baru TN Komodo pasti berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan, hal inilah yang harus diantisipasi oleh semua pihak. “Jangan sampai berakibat matinya ekonomi para pelaku pariwisata disana,” sebutnya.

Lebih lanjut, Taufan mengungkapkan bahwa masih ada cara lain untuk menjaga ekosistem lingkungan, yakni dengan memperkuat aturan dan menerapkan sanksi bagi wisatawan yang melanggar.

“Perkuat regulasi dengan rewards dan punishment yang jelas dan tidak pandang bulu, jika ada wisatawan yg melanggar aturan berikan hukuman tegas. Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan untuk menetapkan awig-awig yang mengikat semua untuk dipatuhi bersama,” tandasnya. []

Baca Juga :   Beli One Medical, Amazon Perluas Bisnis Perawatan Kesehatan