Narsum.id | Jakarta – Raksasa gas Rusia Gazprom hari ini memulai perawatan rutin pada pipa Nord Stream 1 selama 10 hari. Hal ini memicu kekhawatiran Jerman dan negara-negara Eropa lainnya apakah pasokan gas akan kembali seperti semula atau tidak setelah perawatan selesai.
Ini sebenarnya adalah pekerjaan tahunan, namun melihat hubungan antara Rusia dan Barat saat ini berada di titik terendah akibat invasi ke Ukraina, Gazprom mungkin mengambil kesempatan untuk menutup katup.
“Kami dihadapkan pada situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, segala sesuatu mungkin terjadi,” kata Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck kepada radio publik akhir pekan lalu.
Setidaknya satu masalah diselesaikan pada akhir pekan, ketika Kanada setuju untuk mengembalikan turbin Jerman yang diperlukan untuk memelihara pipa gas Nord Stream 1, meskipun ada keberatan dari Ukraina. Mengutip AFP, Kanselir Jerman Olaf Scholz melalui juru bicaranya, menyatakan menghormati keputusan Kanada.
Rusia bersikeras bahwa mereka membutuhkan pengembalian mesin sebelum dapat meningkatkan pasokan kembali setelah beberapa pekan pemotongan yang signifikan.
Ukraina, bagaimanapun, pekan lalu menuduh Berlin telah menyerah pada “pemerasan” Rusia, setelah Moskow menyalahkan berkurangnya pasokan pada perbaikan, bukan kondisi pasar yang disebabkan oleh perang Ukraina.
Moskow telah mengurangi pasokan hingga 60 persen dalam beberapa pekan terakhir, menyalahkan tidak adanya turbin, bahkan ketika Berlin mengecam apa yang disebutnya sebagai keputusan “politik”.
Pemotongan itu berdampak pada pasokan ke sejumlah negara Uni Eropa, termasuk Polandia dan Bulgaria, yang telah berhenti sama sekali. Berlin telah menjelaskan bahwa karena alasan teknis akan sulit bagi Gazprom sepenuhnya untuk menghentikan pengiriman melalui Nord Stream.
Nord Stream 1 adalah pipa bawah laut terpanjang di dunia, berjalan di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman dan telah beroperasi selama satu dekade.[]
Leave a Reply