Sri Lanka Diwarnai Unjuk Rasa, Presiden dan PM Sri Lanka Bersedia Mundur

Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. (Foto: Narsum.id/Twitter @GotabayaR)

Narsum.id | Jakarta – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe bersedia mengundurkan diri, setelah terjadi gelombang aksi unjuk rasa dengan kekerasan.

Massa pengunjuk rasa menyerang kediaman resmi Presiden Sri Lanka dan membakar rumah perdana menteri di Kolombo. Tak hanya itu, massa juga memaksa masuk lewat gerbang Kementerian Keuangan dan kantor presiden di pinggir laut. Mereka marah atas krisis ekonomi terburuk negara itu dalam tujuh dekade.

Berdasarkan laporan Reuters, Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa Presiden Rajapaksa telah memberitahunya bahwa dia akan melepas jabatannya pada Rabu pekan depan. Namun, tidak ada pernyataan langsung dari Rajapaksa sendiri.

Dua orang sumber Kementerian Pertahanan mengatakan, Rajapaksa telah meninggalkan kediamannya pada Jumat, sebagai tindakan pencegahan keamanan menjelang demonstrasi akhir pekan yang direncanakan.

Baca Juga :   Solo Keroncong Festival 2022 Gelorakan Ekonomi Masyarakat

Kemudian pada Sabtu, rekaman video di saluran berita lokal menunjukkan api besar dan asap yang berasal dari rumah pribadi Wickremesinghe. Kantornya mengatakan bahwa pengunjuk rasa telah menyalakan api, dan menurut sumber pemerintah kepada Reuters, Wickremesinghe telah pindah ke lokasi yang aman.

Ketidakstabilan politik diprediksi dapat merusak pembicaraan Sri Lanka dengan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) untuk mencari dana talangan USD 3 miliar, restrukturisasi beberapa utang luar negeri dan penggalangan dana dari sumber multilateral dan bilateral untuk meringankan kekeringan dolar.

Krisis makin berkembang setelah pandemi menghantam ekonomi yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja luar negeri.[]