Presiden Jokowi Minta Vaksinasi Booster Digencarkan

Jokowi
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (Foto:Narsum.id/Setkab)

Narsum.id | Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menitahkan jajarannya untuk kembali menggencarkan vaksinasi sebagai bagian dari upaya dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Capaian vaksinasi, ini yang diminta Bapak Presiden untuk ditingkatkan, baik dosis 1, dosis 2, dan dosis 3 untuk terus juga dinaikkan,” tutur Menko Airlangga dalam keterangan pers, pada Senin (04/07/2022), di Kantor Presiden, Jakarta, usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) soal Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Presiden Jokowi.

Baca Juga :   Snap Bakal Memperlambat Perekrutan Akibat Suramnya Finansial

Menko Airlangga mengungkapkan, dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi dan mendorong vaksinasi dosis penguat atau booster, pemerintah juga membuka gerai vaksinasi di sentra keramaian. Pasalnya, rata-rata capaian vaksinasi booster di tanah air masih relatif rendah, yaitu di bawah 20 persen.

“Tentunya (vaksinasi) dosis ketiga ini akan dipersyaratkan untuk berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak dan juga untuk berbagai perjalanan. Jadi tadi arahan Bapak Presiden untuk di airport disiapkan untuk vaksinasi dosis ketiga,” tegasnya.

Baca Juga :   Gedung Putih: Joe Biden Positif Covid-19, Konsumsi Obat Paxlovid

Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan terus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Presiden mengingatkan bahwa aplikasi PeduliLindungi untuk di berbagai tempat untuk terus diperketat, jadi tidak boleh kendur. Karena beberapa tempat termonitor agak kendur. Jadi ini yang harus ditingkatkan lagi, karena tadi diingatkan bahwa beberapa negara masih tinggi (kasus Covid-19nya), jadi pandemi belum usai,” ungkap Airlangga.

Baca Juga :   Diare Akibat Virus Berbeda dengan Diare Akibat Bakteri

Menko Airlangga juga mengatakan, per 3 Juli 2022 kasus harian nasional berada pada angka 1.614 kasus atau masih di bawah standar positivity rate yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sebesar 5 persen.

“Jawa-Bali masih mewakili mayoritas atau 95 persen, yaitu 1.579 kasus. Sedangkan luar Jawa-Bali 35 kasus atau 4,07 persen,” tandasnya. []