Thai Airways Targetkan Penyelesaian Restrukturisasi Tahun 2024

Ilustrasi pesawat Thai Airways International. (Foto: Narsum.id/Pixabay/Rattakarn)

Jakarta | Thai Airways International Plc berharap mampu menyelesaikan restrukturisasi dalam dua tahun, seiring dengan dibukanya pintu perjalanan udara secara global dan membaiknya kinerja perusahaan secara bertahap.

Tahun lalu, Thai Airways memasuki kebangkrutan untuk merestrukturisasi utang 400 miliar baht, dan sebelumnya mencari pinjaman 50 miliar baht untuk likuiditas.

Perombakan itu termasuk mempekerjakan kembali Piyasvasti Amranand, yang merupakan presidennya dalam upaya sebelumnya untuk mengarahkan maskapai keluar dari masalah keuangan satu dekade lalu.

Sebelum pandemi, Thai Airways mengangkut sekitar 19 juta penumpang. Untuk tahun depan, maskapai itu menargetkan 9,18 juta penumpang, dan 11,8 juta pada 2024.

“Masalahnya sekarang adalah utara (Asia) karena ada keterbatasan untuk bepergian, terutama Tiongkok, Hong Kong, Taiwan dan Jepang. Tapi di daerah lain, semuanya telah diangkat dan ada banyak perjalanan,” kata Piyasvasti dalam konferensi pers seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga :   Cryptocurrency Exchange Zipmex Hentikan Penarikan

Piyasvasti mengatakan, Thai Airways telah meninjau kebutuhan pinjaman dan akan mengambil pinjaman jangka panjang sebesar 12,5 miliar baht, yang dapat dikonversi menjadi ekuitas. Pinjaman jangka pendek dengan nilai yang sama tanpa opsi konversi juga menjadi opsi perusahaan.

Selain itu, Thai Airways juga berencana menerbitkan saham baru dan menawarkan opsi debt-to-equity kepada kreditur.

Maskapai ini memiliki likuiditas yang cukup sekitar 14 miliar baht dan telah mengumpulkan sekitar 9,2 miliar baht dari penjualan aset, termasuk pusat pelatihan Bangkok, dan berencana menjual 12 pesawat lagi.[]