Sempat Populer di Industri Maskapai, Pamor 787 Dreamliner Makin Turun

Ilustrasi pesawat. (Foto: Narsum.id/Pixabay)

Jakarta | Setelah memulai debutnya pada tahun 2011, pesawat 787 Dreamliner produksi Boeing Co. telah menjadi populer di industri maskapai dunia.

Mengutip The Wall Street Journal, Dreamliner menandai perubahan bagi Boeing. Perusahaan tersebut menyerahkan sebagian besar pekerjaan ke jaringan pemasok global, menjadikannya yang pertama dari pesawat Boeing yang sebagian besar dirancang oleh perusahaan lain.

Setelah mengatasi tantangan awal, termasuk meningkatkan kecepatan pemasok, dan dua kebakaran baterai yang menyebabkan penghentian tiga bulan, Boeing telah mengirimkan lebih dari 1.000 jet, dengan pesanan pasti untuk sekitar 400 unit.

Rangka komposit karbon pesawat yang sebagian besar mengurangi biaya bahan bakar, membantu membuat pesawat ekonomis untuk menghubungkan lebih banyak kota di dunia dengan penerbangan langsung. Dreamliner makin populer, apalagi didukung oleh interior pesawat yang menawarkan iklim kabin lebih baik untuk mengurangi jet lag

Baca Juga :   Biden Luncurkan Tindakan Eksekutif Saat Gelombang Panas Menghantam AS

Namun pada 2019, masalah muncul dengan cara Boeing memproduksi Dreamliner yang fokus pada cacat tertentu. Salah satunya adalah ukuran shim yang tidak tepat yang mengisi celah kecil di antara bagian-bagian badan pesawat, yang dikenal sebagai badan pesawat, dan variasi pada kerataan kulit di bagian-bagian tertentu dari interior badan pesawat.

Di masa lalu, Boeing diberi kebebasan oleh Administrasi Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FAA) untuk memperbaiki masalah kecil setelah pesawat membawa penumpang, selama masalah tersebut tidak menimbulkan bahaya keselamatan langsung.

Namun, setelah dua kecelakaan fatal 737 MAX pada 2018 dan 2019, regulator bersikeras bahwa Dreamliner baru sesuai dengan desain yang disetujui FAA dan mematuhi peraturan keselamatan udara federal, sebelum Boeing mengirimkan jet baru.

Baca Juga :   Tiga Pekerjaan Rumah yang Perlu Dilakukan Dewan Komisioner OJK 2022-2027

Akibatnya, Boeing saat ini terjebak dengan lebih dari USD 25 miliar pesawat yang tidak terkirim, dengan beberapa pelanggan membatalkan pesanan dan maskapai harus memotong jadwal penerbangan.

Boeing memperlengkapi kembali proses pabrik dan rantai pasokannya untuk memastikan Dreamliners dibangun dengan benar untuk pertama kalinya. Pengiriman diharapkan dapat dilanjutkan segera setelah musim panas ini, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.[]