Setelah Susu Formula, Kini AS Dilanda Kelangkaan Tampon

Ilustrasi tampon. (Foto: Narsum.id/Pixabay/SouthernSun)

Jakarta | Setelah kelangkaan susu formula bayi, kini giliran tampon menjadi produk terbaru yang menghilang dari rak-rak toko di Amerika Serikat (AS). Jaringan toko obat CVS dan Walgreens mengkonfirmasi kepada AFP bahwa sejumlah merek tampon tidak tersedia di beberapa daerah untuk sementara waktu.

Demikian juga Procter & Gamble (P&G), yang membuat lini Tampax, mengatakan bahwa pelanggan mungkin tidak dapat menemukan merek mereka yang biasa di toko-toko Amerika.

“Kami dapat meyakinkan Anda bahwa ini adalah situasi sementara di AS, dan tim Tampax memproduksi tampon 24/7 untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk produk kami,” kata P&G dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP.

Juru bicara perusahaan personal care, Edgewell, mengakui masalah inventaris akibat kekurangan tenaga kerja yang luas yang disebabkan pandemi. Perusahaan pun memprediksi akan kembali ke tingkat normal dalam beberapa minggu mendatang.

Baca Juga :   PM Italia Draghi Resmi Serahkan Pengunduran Diri ke Mattarella

Meski demikian, sejumlah produsen tampon merek lain, seperti Kimberly-Clark, Walgreens dan CVS, menegaskan bahwa mereka tidak mengalami kekurangan persediaan dan sedang bekerja dengan pemasok untuk memastikan pasokan tersedia di semua toko.

Spesialis manajemen rantai pasokan di Universitas Syracuse Patrick Penfield mengatakan, permintaan telah meningkat akhir-akhir ini, khususnya karena pembelian tambahan oleh konsumen yang melihat kekurangan merek tertentu dan panik tidak akan bisa mendapatkan lebih banyak produk.

Penfield membandingkannya dengan orang-orang yang menimbun kertas toilet di awal pandemi. Ada juga kekurangan bahan baku tertentu, termasuk kapas dan plastik.

“Ini adalah tahun ketiga berturut-turut di mana permintaan kapas di AS telah melebihi apa yang diproduksi oleh perusahaan AS. Selain itu, beberapa pabrik berjuang untuk beroperasi pada kapasitas penuh karena kekurangan staf atau lonjakan Covid-19,” kata Penfield, menunjuk pada peningkatan kebutuhan akan masker dan peralatan perlindungan pribadi.[]