Restoran Terapung Hong Kong Terpaksa Ditarik Akibat Revitalisasi Tak Berhasil

Jumbo Floating Restaurant. (Foto: Narsum.id/Pixabay/sjswarts)

Jakarta | Jumbo Floating Restaurant atau Restoran Terapung Jumbo Hong Kong, sebuah objek wisata terkenal yang ditampilkan dalam sejumlah film Kanton dan Hollywood, ditarik keluar kota pada Selasa (14/06/2022), setelah bertahun-tahun menjalankan upaya revitalisasi tanpa hasil.

Jumbo memiliki panjang 76 meter dan mampu menampung hingga 2.300 pengunjung. Restoran itu pun berangkat sesaat sebelum tengah hari dari tempat perlindungan topan Pulau Hong Kong selatan, setelah berdiam di lokasi itu selama hampir setengah abad.

Melco International Development sebagai pemilik restoran telah mengumumkan pada bulan lalu bahwa menjelang berakhirnya lisensi pada Juni, Jumbo akan meninggalkan Hong Kong dan menunggu operator baru di lokasi yang dirahasiakan.

Mengutip AFP, Jumbo Floating Restaurant dibuka pada tahun 1976 oleh mendiang taipan kasino Stanley Ho. Pembangunannya disebut memakan biaya lebih dari 30 juta dolar Hong Kong atau sekitar USD 3,8 juta.

Baca Juga :   Gedung Putih: Joe Biden Positif Covid-19, Konsumsi Obat Paxlovid

Dirancang seperti istana kekaisaran Tiongkok dan pernah dianggap sebagai landmark yang wajib dikunjungi, restoran apung ini menarik pengunjung mulai dari Ratu Elizabeth II hingga aktor Tom Cruise. Restoran ini juga pernah ditampilkan dalam sejumlah film, termasuk “Contagion” karya Steven Soderbergh tentang pandemi global yang mematikan.

Tempat berlabuh restoran di pelabuhan Aberdeen secara tradisional merupakan hotspot untuk restoran makanan laut, dan persaingan sengit untuk pelanggan hanya mendingin ketika operator Jumbo mengakuisisi pesaing terbesarnya, Restoran Terapung Tai Pak, pada 1980-an.

Restoran itu tetap bertahan oleh industri pariwisata Hong Kong yang sedang booming, namun popularitasnya telah meredup dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sebelum pandemi dimulai.

Baca Juga :   Krisis Pangan, Pelabuhan Laut Hitam Ukraina Bakal Segera Dibuka Kembali

Melco mengatakan bisnisnya tidak menguntungkan sejak 2013 dan kerugian kumulatif telah mencapai lebih dari 100 juta dolar Hong Kong. Kerugian itu ditambah oleh biaya pemeliharaan setiap tahun dan sekitar selusin bisnis dan organisasi telah menolak undangan untuk mengambil alih tanpa biaya.[]