Tekanan Ekspor Rusia Dapat Dorong Harga Minyak ke Level USD 150

Ilustrasi SPBU. (Foto: Narsum.id/Pixabay)

Jakarta | Bank of America (BofA) Global Research menyebutkan, harga patokan global minyak mentah Brent bisa naik melewati USD 150 per barel, jika ada kontraksi tajam dalam ekspor minyak Rusia.

Harga minyak sudah melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, dan saat ini berada di bawah USD 120 per barel.

“Dengan target Brent USD 120 kami sekarang di depan mata, kami percaya bahwa kontraksi tajam dalam ekspor minyak Rusia dapat mendorong Brent melewati USD 150,” tulis analis bank seperti dikutip dari Reuters.

Komisi Eropa telah mengusulkan embargo minyak terhadap Rusia, meskipun pembicaraan sejauh ini gagal menghasilkan terobosan, dengan Hongaria memveto langkah tersebut.

Baca Juga :   TNSC: Ekspor Thailand Tak Akan Terdampak Aturan Baru Bank Sentral Myanmar

BofA memperkirakan harga Brent rata-rata USD 104,48 per barel untuk tahun 2022, dan sebesar USD 100 tahun depan.

Para analis tidak memperkirakan pemulihan permintaan minyak ke tingkat sebelum Covid tahun ini, lantaran masalah pasokan terus berlanjut.

“Peningkatan harga minyak sebesar USD 30 yang didorong oleh pasokan tahun ini memangkas 1,5 juta barel per hari dari permintaan, mencegah pemulihan ke tingkat sebelum Covid,” kata analis bank.

Sebelum pandemi, permintaan minyak global pada 2019, rata-rata di bawah 100 juta barel per hari.

Para analis juga mengatakan bahwa permintaan minyak dapat mendekati tingkat pra-pandemi tahun depan, jika produksi cairan (minyak) Rusia mendekati 10 juta barel per hari dan pasokan dari aliansi OPEC+, yang mencakup Rusia, meningkat.

Baca Juga :   Terpukul Penguncian Tiongkok, Tesla Naikkan Harga Jual Mobil

Harga minyak berada di jalur kenaikan mingguan pada Jumat, didukung oleh prospek pasar yang ketat akibat meningkatnya konsumsi bensin di Amerika Serikat saat musim mengemudi musim panas dimulai, dan kemungkinan larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia.[]