Jakarta | Produsen mobil Prancis, Renault, awal pekan ini telah menyerahkan asetnya di Rusia kepada pemerintahan Vladimir Putin. Hal itu menandai nasionalisasi besar pertama, sejak dimulainya sanksi atas kampanye militer Moskow di Ukraina.
Renault menguasai 68% AvtoVAZ, produsen mobil terbesar di Rusia dengan merek terkenal negara itu, Lada. Namun, perusahaan berada di bawah tekanan untuk menarik diri dari negara tersebut, sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022.
“Perjanjian telah ditandatangani mengenai transfer aset Rusia dari Grup Renault ke Federasi Rusia dan pemerintah Moskow,” kata kementerian industri dan perdagangan dalam pernyataan yang dikutip dari AFP.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Renault akan mempertahankan opsi enam tahun untuk membeli kembali saham di AvtoVAZ. Kesepakatan itu juga termasuk pabrik Renault di Moskow, Avtoframos, yang memproduksi model Renault dan Nissan.
Berkat AvtoVAZ, Rusia telah menjadi pasar terbesar kedua bagi Grup Renault di belakang Eropa tahun lalu, dengan sekitar setengah juta kendaraan terjual.
Sejak Putin mengirim pasukan militernya ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Renault mengalami kesulitan mempertahankan operasinya, akibat kekurangan komponen menyusul pengenaan sanksi Barat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Maret meminta Renault dan perusahaan Prancis lainnya untuk keluar dari Rusia. Ukraina juga mendesak boikot kendaraan Renault sampai ditarik dari Rusia.
Sebelumnya, pihak berwenang Rusia menyatakan siap menasionalisasi aset asing, dan sejumlah pejabat meyakinkan Rusia bahwa merek favorit mereka akan memiliki alternatif domestik.
Para pejabat di Moskow telah berusaha untuk mengecilkan beratnya sanksi Barat, menjanjikan bahwa Rusia akan beradaptasi dan mengambil sejumlah langkah untuk menghentikan pelarian mata uang asing dan modal.[]
Leave a Reply