Apple Masih Terus Tertekan Kendala Rantai Pasokan

Ilustrasi iPhone 12. (Foto: Narsum.id/Unsplash)
Ilustrasi iPhone 12. (Foto: Narsum.id/Unsplash)

Jakarta | Perusahaan teknologi yang berbasis di Cupertino, Apple Inc, memprediksi pendapatannya pada kuartal ini akan tertekan oleh kendala rantai pasokan yang menghabiskan biaya sekitar USD 4 miliar hingga USD8 miliar.

Sebelumnya, Apple sempat mengatakan bahwa kinerja kuartal I-2022 akan menjadi rekor, meski tingkat pertumbuhannya akan melambat untuk keseluruhan bisnis dan segmen layanannya.

Namun, aturan pembatasan Covid yang ketat di Tiongkok telah berdampak terhadap permintaan akan produk Apple di negara itu. Ditambah lagi dengan tingginya inflasi dan perang Rusia-Ukraina.

“Kami tidak kebal terhadap tantangan ini, tetapi kami memiliki kepercayaan diri yang besar pada tim kami, dan produk serta layanan kami dan pada strategi kami,” kata CEO Apple Tim Cook seperti dilansir dari Bloomberg.

Baca Juga :   TNSC: Ekspor Thailand Tak Akan Terdampak Aturan Baru Bank Sentral Myanmar

Sejumlah analis memproyeksikan rata-rata Apple meraih USD 94 miliar. Laba masuk pada USD 1,52 per saham, dibandingkan dengan prediksi USD 1,42, yang mendorong kenaikan saham Apple pada akhir perdagangan.

Penjualan dan laba fiskal kuartal pertama telah melampaui prediksi analis, yang salah satunya didorong oleh kuatnya permintaan iPhone dan layanan digital. Selain itu, Apple juga mengumumkan pembelian kembali saham baru senilai USD 90 miliar.[]