Jakarta | Perusahaan biotek Amerika Serikat (AS) Moderna telah mengajukan permohonan izin penggunaan darurat di AS untuk vaksin Covid-19 bagi anak-anak berusia enam bulan hingga di bawah enam tahun.
Kelompok anak usia di bawah enam tahun memang merupakan satu-satunya kelompok usia yang belum mendapatkan akses vaksin Covid-19 di AS dan di sebagian besar negara lain.
“Kami percaya (vaksin ini) akan dapat melindungi anak-anak ini dengan aman dari SARS-CoV-2, yang sangat penting dalam perjuangan kami yang berkelanjutan melawan Covid-19 dan akan disambut secara khusus oleh orang tua dan pengasuh,” kata CEO Moderna Stephane Bancel dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Jumat (29/04/2022).
Pada Maret lalu, Moderna telah mengumumkan hasil dari uji coba yang menunjukkan rejimen dua suntikan terbukti aman dan menghasilkan respons kekebalan yang kuat.
Secara khusus, dua dosis 25 mikrogram yang diberikan kepada bayi, balita dan anak-anak prasekolah menghasilkan tingkat antibodi yang sama dengan dua dosis 100 mikrogram yang diberikan kepada orang muda berusia 18 sampai 25 tahun, yang menunjukkan akan ada tingkat perlindungan yang sama terhadap kasus virus yang serius.
Uji coba melibatkan 4.200 anak berusia dua hingga enam tahun dan 2.500 bayi berusia enam bulan hingga dua tahun.
Umumnya, efek samping ringan dan konsisten dengan yang terlihat pada kelompok usia yang lebih tua. Namun, Moderna menemukan kemanjuran yang relatif rendah terhadap infeksi, dengan uji coba berlangsung selama gelombang varian Omicron.
Kemanjuran vaksin pada anak-anak enam bulan sampai usia dua tahun adalah 51%, dan kemanjuran 37% pada kelompok usia dua sampai lima tahun, ketika membatasi analisis hanya kasus dikonfirmasi positif pada tes PCR positif.
Menurut Moderna, ini mirip dengan perkiraan kemanjuran vaksin pada orang dewasa selama Omicron, dan saat ini juga sedang mempelajari dosis booster untuk semua kohort pediatrik.
Kemanjuran yang lebih rendah untuk dua dosis memiliki potensi untuk menghadirkan batu sandungan untuk otorisasi.[]
Leave a Reply