
Jakarta | Perusahaan energi Rusia, Gazprom menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria mulai 27 April 2022, seiring dengan keputusan mereka menolak pembayaran impor gas Rusia dalam bentuk rubel.
Langkah ini juga merupakan salah satu upaya membalas sanksi Barat atas invasi Rusia ke Ukraina, sekaligus mengikuti sanksi yang Polandia jatuhkan terhadap individu dan perusahaan Rusia.
Nilai kontrak pasokan gas Polandia dengan Gazprom mencapai 10,2 miliar meter kubik (bcm) per tahun, dan mencakup sekitar 50% dari konsumsi negara itu.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menuntut negara-negara yang disebutnya tidak bersahabat untuk menyetujui skema membuka rekening di Gazprombank dan melakukan pembayaran impor gas Rusia dalam rubel.
Melansir Reuters, Komisi Eropa pada pekan lalu menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan Uni Eropa (UE) bisa memenuhi permintaan Putin tanpa melanggar sanksi, jika membayar impor gas dalam euro atau dollar Amerika yang kemudian dikonversi ke rubel.
Polandia adalah musuh bebuyutan Rusia dalam politik. Perusahaan gas Polandia, PGNiG menegaskan tidak akan mematuhi skema pembayaran baru dan juga tidak akan memperpanjang kontraknya yang selesai pada akhir tahun ini. PGNiG juga tidak memperpanjang kesepakatan transit gas dengan Gazprom pada 2020.
Meski demikian, pemerintah Polandia memastikan bahwa pasokan energi di negaranya aman dan menjamin tidak akan ada pengurangan suplai gas ke konsumen.[]
Leave a Reply