Jakarta | Produsen otomotif Prancis, Renault SA mempertimbangkan untuk melepas sebagian sahamnya di Nissan Motor Co Ltd. Langkah itu diambil sebagai upaya memisahkan bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), untuk mengejar ketertinggalannya dari Tesla dan Volkswagen.
Rencana ini diprediksi dapat menghasilkan miliaran euro setelah beralih ke bisnis EV. Selain itu, melansir Reuters, rencana tersebut juga sekaligus sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dengan mitra aliansi.
Sejumlah sumber menyebutkan bahwa ada kemungkinan Nissan bersedia membeli sebagian dari 1,83 miliar sahamnya yang dimiliki Renault. Namun, Renault juga dapat mencari investor lain untuk mengakusisi saham tersebut.
Sebelumnya, CEO Renault Luca de Meo membuat cetak biru atau blueprint bisnis perusahaan pada Februari lalu dan salah satunya terkait rencana pemisahan bisnis serta penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) entitas mobil listrik tersendiri.
Renault akan menggandeng pengendali Volvo Car AB, yaitu Zhejiang Geely Holding Group Co. Awal tahun ini, Renault memang telah mencapai kesepakatan produksi bersama dengan Geely untuk pabrik di Korea Selatan, dan kedua pihak juga menyatakan akan berkolaborasi di Tiongkok.
Chief Operating Officer Nissan Ashwani Gupta akan ke Prancis pekan depan, untuk berdiskusi dengan CEO Renault de Meo, sebelum pertemuan yang lebih luas antara eksekutif Renault dan Nissan di Tokyo pada bulan depan. Negosiasi ini bertujuan menyeimbangkan kembali aliansi Prancis-Jepang, yang juga mencakup Mitsubishi Motors Corp.
Seperti diketahui, ketegangan seputar sifat asimetris dari ikatan perusahaan hampir menghancurkan aliansi, setelah penangkapan mantan Pemimpin Nissan Carlos Ghosn di Jepang pada 2018. Sejak saat itu, para produsen mobil fokus pada rencana perubahan haluan terpisah untuk membuat mereka melewati kerusakan yang ditimbulkan oleh kasus Ghosn dan dampak pandemi.[]
Leave a Reply