Jakarta | Emmanuel Macron kembali menjabat sebagai presiden Prancis setelah memenangkan pemilu putaran kedua, mengalahkan rivalnya, Marine Le Pen.
Berdasarkan data penghitungan suara, Macron berada di jalur untuk mendapatkan 58,6 persen suara. Sedangkan Le Pen, kandidat dari partai sayap kanan National Rally (Rassemblement National atau RN), menerima 41,4 persen suara.
Dalam pidato kemenangannya, Macron mengakui bahwa banyak yang hanya memilih dia hanya untuk mencegah Le Pen keluar dan berjanji untuk mengatasi perasaan banyak orang Prancis bahwa standar hidup mereka tergelincir.
“Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk mencegah ide-ide sayap kanan,” kata Macron seperti dikutip dari Reuters.
Macron juga berjanji mengatasi kemarahan dan ketidaksepakatan yang menyebabkan banyak pemilih Prancis beralih ke partai sayap kanan. Ia juga berjanji akan menjadi presiden untuk semua kalangan.
Emmanuel Macron adalah presiden Prancis pertama yang memenangkan masa jabatan kedua selama dua dekade. Meski demikian, hasil pemilihan Le Pen juga menandai yang terdekat yang pernah dilakukan sayap kanan untuk mengambil alih kekuasaan di Prancis dan telah menunjukkan kondisi negara saat ini yang sangat terpecah.
Para pemimpin di Berlin, Brussel, London dan sekitarnya pun menyambut baik kemenangan Macron dari Le Pen yang nasionalis dan skeptis.[]
Leave a Reply