
Jakarta | Thailand berencana membangun pabrik baterai seng-ion untuk mendukung kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan memanfaatkan sumber daya domestiknya sendiri.
“Thailand memiliki cadangan seng yang kaya. Dianggap lebih tepat bagi Thailand untuk memproduksi dan mempromosikan produksi baterai seng-ion daripada lithium, yang harus kita impor,” kata Janekrishna Kanatharana, direktur eksekutif Eastern Economic Corridor of Innovation (EECi) sekaligus wakil presiden National Science and Technology Development Agency (NSTDA), seperti dikutip dari Bangkok Post.
Menurut NSTDA, bahan baku baterai seng-ion baru termasuk seng, mangan oksida dan graphene. Dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai zinc-ion mengandung keunggulan unggul dalam keamanan dan stabilitas karena ramah lingkungan, 90% dapat didaur ulang, tidak mudah terbakar, kualitas non-eksplosif.
Baterai seng-ion cocok untuk sistem dan peralatan penyimpanan energi yang membutuhkan keamanan tinggi, seperti kendaraan, tempat tinggal, sistem tenaga cadangan, sistem jaringan listrik dan keperluan militer dan keamanan.
Janekrishna mengatakan, pemerintah Thailand telah menyetujui rencana tersebut dan menawarkan anggaran 192 juta baht (Rp 81,4 miliar) tahun ini. NSTDA akan menggunakan dana tersebut untuk membangun infrastruktur pabrik baterai percontohan di EECI dengan kapasitas satu megawatt per jam.
Janekrishna mengatakan, pihak swasta juga tertarik berinvestasi dalam baterai tersebut, sementara banyak perusahaan milik negara telah mendukung anggaran untuk melakukan penelitian dan pengembangan dan membangun pabrik baterai alternatif dengan kapasitas 500-1.000 megawatt per tahun pada tahun 2023.[]
Leave a Reply