Jakarta | Produsen senjata asal Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin kebanjiran pesanan sistem pertahanan rudal sejak perang Rusia-Ukraina dimulai 24 Februari 2022.
Chief Executive Officer (CEO) Lockheed Martin Jim Taiclet mengatakan bahwa pihaknya kini menerima banyak permintaan untuk Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan Patriot Advanced Capability (PAC-3).
“Kami mendapat sinyal permintaan untuk THAAD dan PAC-3 dari seluruh dunia. Pemerintah dunia kini berpikir bahwa memiliki kapasitas pertahanan rudal yang efektif di negara masing-masing adalah sesuatu yang bermanfaat,” kata Taiclet yang dikutip dari Reuters.
Meski demikian, laporan keuangan perusahaan yang terbaru justru menunjukkan penurunan pendapatan, seiring merosotnya laba kuartalan. Hal itu salah satunya dipicu oleh buruknya kondisi rantai pasokan akibat pandemi yang diperparah oleh tekanan inflasi.
Lockheed Martin menyebutkan, laba bersihnya pada kuartal pertama yang berakhir 27 Maret 2022 tercatat mencapai USD 1,73 miliar, turun 6% dari periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal itu, Lockheed juga telah mengabaikan usulan akuisisi produsen mesin roket Aerojet Rocketdyne Holdings Inc senilai USD 4,4 miliar, setelah regulator antimonopoli menuntut untuk memblokir kesepakatan tersebut.
Namun, perusahaan tersebut tetap optimistis dengan prospek pendapatan setahun penuh sekitar USD 66 miliar, sejalan dengan prediksi sejumlah analis.[]
Leave a Reply