Jakarta | Maskapai Hong Kong, Cathay Pacific Airways Ltd., akan mengubah tunjangan bulanan dan fasilitas lainnya untuk pilot, sebagai salah satu upaya membendung gelombang pengunduran diri di antara awak yang frustrasi oleh dampak pandemi. Perubahan itu bergantung pada peringkat pilot, serta berada di atas gaji pokok dan tarif terbang per jam.
Mulai tahun depan, kapten paling senior di Cathay Pacific akan mendapatkan tunjangan bulanan sebesar HKD 36.000 (Rp 65,8 juta), atau HKD 432.000 per tahun, naik dari nominal saat ini HKD 396.000.
Cathay juga mengalokasikan HKD 100.000 per anak untuk biaya sekolah tahunan, hingga tiga anak. Kebijakan ini berlaku untuk sekolah di Hong Kong dan luar negeri dan mewakili peningkatan HKD 40.000 dan HKD 20.000 untuk perwira kedua dan pertama, namun tidak ada perubahan untuk kapten.
Pandemi bisa disebut telah memukul Cathay lebih keras daripada kebanyakan maskapai lain. Ketika maskapai lain, termasuk pesaing utama Singapore Airlines Ltd, membangun kembali jaringan mereka saat pembatasan perjalanan dicabut, Cathay tetap terjebak dalam pengekangan yang beroperasi hanya sekitar 2% dari kapasitas penumpang pra-pandemi.
Dampak pada operasi sangat membebani moral, dengan pilot dan kru dipaksa menjalani karantina yang lama dan beroperasi pada apa yang disebut shift loop tertutup yang membuat mereka jauh dari rumah selama berminggu-minggu. Meskipun masih mendapat kompensasi yang baik, peran pilot Cathay tidak begitu glamor dan memikat seperti dulu.
“Ini adalah investasi yang signifikan pada pilot kami saat ini,” kata juru bicara Cathay dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Bloomberg News.
Pembayaran penerbangan per jam, yang bervariasi untuk pilot Airbus dan Boeing, dibayarkan di atas gaji pokok setelah terbang dengan jumlah jam minimum per bulan.
Seorang pilot Cathay Boeing 777 perlu terbang 49 jam sebulan untuk bisa mendapatkan bayaran penerbangan per jam, yang saat ini tidak mungkin lantaran sebagian besar armada dilarang terbang akibat pandemi.[]
Leave a Reply