Jumlah Pengguna TikTok di Asean Menembus 240 Juta

Tiktok
Ilustrasi Tiktok. (Foto: Narsum.id/Pixabay/8268513)
Tiktok
Ilustrasi Tiktok. (Foto: Narsum.id/Pixabay/8268513)

Jakarta | Platform video berdurasi pendek, TikTok, menyebutkan bahwa basis penggunanya di Asean kini telah menembus angka 240 juta. TikTok pun semakin optimistis dan semangat terus maju dengan rencananya menjadi platform hiburan terpercaya, lebih dari sekadar musik dan tarian.

Asosiasi Periklanan Digital Thailand atau Digital Advertising Association Thailand (DAAT) memprediksi, TikTok akan masuk daftar 10 platform teratas di Thailand tahun ini, dalam hal belanja media digital.

DAAT mengindikasikan, pengeluaran iklan di TikTok diproyeksi mencapai 455 juta baht (Rp 193,5 miliar) pada 2022, menyumbang 2% dari total pengeluaran media digital di Thailand. Angka itu naik dari 362 juta baht pada tahun lalu.

“Kami adalah platform dengan komunitas dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara dan bertujuan untuk menjadi platform hiburan tepercaya,” kata Kepala Strategi Merek untuk Asia Tenggara dan India di TikTok Manas Sabnis, seperti dikutip dari Bangkok Post, Selasa (19/04/2022).

Baca Juga :   UE Makin Ketar-Ketir Akibat Komentar Putin Soal Pasokan Gas

Sabnis mengatakan, TikTok bertujuan melampaui musik dan tarian. Di Asean, konten pendidikan yang ditampilkan di TikTok tumbuh 148% pada 2021 secara year on year (yoy). Konten perjalanan naik 545% dan game tumbuh 193%, sementara layanan keuangan melonjak 6.780 kali lipat.

Menurut studi Tik Tok Marketing Science Global oleh Consultancy Material, lebih dari 20% pengguna TikTok mengatakan platform tersebut lebih menghibur dibanding merek hiburan dan sosial.

Sementara itu, menurut studi Tik Tok Marketing Science Global oleh perusahaan riset Nielsen, 73% pengguna merasa bahwa beriklan di TikTok menyatu dengan konten.

Satu dari empat pengguna global membeli atau meneliti produk setelah menontonnya di TikTok, dan 92% pengguna TikTok mengatakan bahwa mereka mengambil tindakan setelah menonton video TikTok, berdasarkan penelitian Marketing Science Global Time Well Spent yang dilakukan konsultan pemasaran Kantar.[]