Salmonella Bikin BPOM Setop Sementara Peredaran Kinder Joy, Begini Bahayanya

Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan akan menghentikan sementara peredaran produk telur coklat jajanan anak-anak Kinder Joy di Indonesia, menyusul laporan kontaminasi bakteri salmonella dalam produk Kinder yang beredar di Inggris.

Sebelumnya, produsen Coklat asal Italia, Ferrero, telah menarik produk Kinder dari pasar Inggris. selain itu, BPOM akan melakukan pengujian acak atau random sampling terhadap produk Kinder yang terdaftar di seluruh wilayah Indonesia.

Penghentian sementara produk Kinder Joy dilakukan, hingga diperoleh kepastian produk Kinder yang beredar di Indonesia terbebas dari dugaan pencemaran bakteri Salmonella.

Baca Juga :   Mahfud MD: Musuh Kita KKB Bukan Rakyat Papua

Kinder yang terdaftar di Badan POM berasal dari India dengan nama varian seperti Kinder Joy, Kinder Joy for Boys, dan Kinder Joy for Girls. Produk-produk yang beredar di Indonesia, sama seperti beberapa produk cokelat Kinder yang di tarik di Inggris yakni diproduksi Ferrero.

Tetapi, produk Kinder yang dijual di Indonesia diproduksi oleh Ferrero India PVT, LTD. BPOM juga menegaskan bahwa beberapa produk merek Kinder Surprise yang telah ditarik lebih dahulu dari peredarannya di sejumlah negara tidak ada di Indonesia.

Dalam rilis resminya, BPOM menyebut produk Kinder yang terkontaminasi Salmonella memicu sederet dampak seperti diare, demam, hingga kram perut.

“Pada 2 April 2022, FSA Inggris menerbitkan peringatan publik terkait penarikan secara sukarela produk cokelat merek Kinder Surprise,” tutur BPOM dalam keterangan, Senin (11/04/2022).

Kinder, diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non-thypoid) dengan gejala ringan yang ditimbulkan adalah diare, demam, dan kram perut. Korban yang terdampak sebanyak 63 orang anak-anak, namun tidak sampai menyebabkan kematian.

Bahaya Salmonella

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, kebanyakan orang yang terinfeksi Salmonella mengalami diare, demam, dan kram perut. Gejala ini, biasanya berlangsung 6 jam sampai 6 hari setelah infeksi, dan berlangsung selama 4-7 hari.

Orang yang terinfeksi Salmonella, pada beberapa kasus tidak mengalami gejala selama beberapa minggu, namun ada juga yang mengalami gejala hingga beberapa minggu.

Beberapa kasus lainnya, infeksi Salmonella memicu infeksi pada urin, darah, tulang, sendi, atau sistem saraf, serta dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Baca Juga :   Ingin Lihat Komodo? Presiden Sarankan ke Pulau Rinca, Harganya Sama

Kebanyakan orang dengan diare akibat Salmonella sembuh total, meskipun kebiasaan buang air besar pada beberapa orang (frekuensi dan konsistensi buang air besar) mungkin tidak kembali normal selama beberapa bulan.

Beberapa orang dengan infeksi Salmonella, juga bakal mengalami nyeri pada persendian mereka, yang disebut artritis reaktif, setelah infeksi berakhir.

Artritis reaktif dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan sulit diobati. Beberapa orang dengan arthritis reaktif mengalami iritasi mata dan nyeri saat buang air kecil. []