
Jakarta | Industri perbankan saat ini tengah memperdebatkan rencana membawa Zelle ke ritel, seiring makin berkembangnya layanan pengiriman uang. Seperti diketahui, sejak pandemi orang lebih memilih transfer uang digital ketimbang uang tunai.
Jika terwujud, maka Zelle akan menjadi pesaing utama Visa Inc. dan Mastercard Inc. yang hingga kini masih menjadi penguasa jaringan kartu kredit maupun debit.
Bank secara kolektif menghasilkan miliaran dolar setiap tahun dari biaya yang dibayarkan penjual, saat pembeli menggunakan kartu kredit dan debit. Opsi pembayaran yang memindahkan dana secara langsung antara rekening bank pembeli dan penjual dapat menguranginya.
Namun Visa dan Mastercard menetapkan biaya dan mengambilnya sendiri, dan menghindari jaringan kartu akan memungkinkan bank untuk menetapkan aturan dan biaya sendiri.
Untuk diketahui, Zelle adalah platform pembayaran digital pribadi yang didirikan pada tahun 2017. Zelle menjadi salah satu aplikasi pembayaran paling populer di Amerika Serikat (AS) yang didukung oleh 150 bank, mencakup JPMorgan Chase & Co., Bank of America Corp. dan Wells Fargo & Co..
Sepanjang tahun lalu, Zelle mencatatkan sekitar 1,8 miliar transaksi, dengan total USD 490 miliar, volume maupun nilai transaksi itu melonjak lebih dari dua kali lipat dibanding sebelum pandemi.
Menurut sejumlah orang yang mengetahui masalah ini yang dikutip dari The Wall Street Journal, Wells Fargo dan Bank of America mendukung perluasan layanan ke pembayaran ritel. Pelanggan Bank of America disebut lebih banyak bertransaksi menggunakan Zelle, ketimbang menulis cek kertas untuk pertama kalinya pada tahun lalu.
Sedangkan para eksekutif di JPMorgan, masih menurut sumber tersebut, tidak yakin bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk ekspansi Zelle dan mendesak untuk lebih fokus melindungi konsumen dari penipuan. []
Leave a Reply