Jakarta | Pemerintah Tiongkok telah menyusun daftar proyek infrastruktur besar, dengan nilai investasi direncanakan mencapai 14,8 triliun yuan atau setara USD 2,3 triliun pada tahun ini, berdasarkan analisis Bloomberg.
Angka itu dua kali lipat lebih besar dari paket infrastruktur Amerika Serikat (AS) yang mencapai USD 1,1 triliun pada 2021. Hal ini menunjukkan seolah-olah Tiongkok tak mau kalah dengan AS.
Dari total anggaran proyek tersebut, lebih dari setengahnya diarahkan untuk mendukung industri manufaktur dan jasa di Tiongkok, seperti taman hiburan, inkubator teknologi, pabrik dan kawasan industri. Kemudian sekitar 30% dari anggaran itu adalah untuk infrastruktur tradisional, seperti jalan dan kereta api.
Berbeda dengan pengeluaran infrastruktur AS yang sebagian besar ditujukan untuk transportasi, air dan infrastruktur digital.
“Sekarang Tiongkok memiliki infrastruktur modern dasar, masuk akal untuk memfokuskan investasi pada manufaktur,” kata Profesor Kellogg School of Management di Northwestern University Nancy Qian, yang dilansir dari Bloomberg.
Salah satu proyek garapan Tiongkok adalah perluasan taman sains dan teknologi Zhongguancun Dongsheng, untuk menampung generasi baru perusahaan rintisan teknologi. Proyek itu diprediksi membutuhkan investasi senilai 2,2 miliar yuan.
Selain menyerap pekerja, pembangunan infrastruktur itu juga untuk memastikan pemerintah Tiongkok mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% yang ditetapkan untuk tahun ini.
Seperti diketahui, pasar saham Tiongkok sangat terdampak regulasi ketat terhadap perusahaan internet dan gejolak besar-besaran di sektor properti. Tahun ini, indeks utama sudah merosot 13,4%, namun subindeks yang melacak perusahaan terkait infrastruktur hanya turun 4,7%. []
Leave a Reply