Putus dengan DKSH, Levi Strauss Jalan Sendiri di Thailand

Salah satu produk denim Levi's. (Foto: Narsum.id/Twitter @LEVIS)
Salah satu produk denim Levi’s. (Foto: Narsum.id/Twitter @LEVIS)

Jakarta | Pemilik merek dagang denim Levi’s, Levi Strauss & Co, menjalani operasinya sendiri di Thailand melalui LS&Co Thailand, setelah kontrak distribusi 25 tahun dengan DKSH berakhir pada bulan lalu. Hal ini memungkinkan Levi’s untuk terhubung langsung dengan konsumennya di Thailand.

Thailand menjadi negara kedua di pasar Asia Tenggara di mana Levi’s memutuskan berbisnis sepenuhnya sendiri, setelah Singapura. Bagi Levi’s, Thailand juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan bisnis, karena didukung demografi pelanggan yang menguntungkan.

“Levi’s memiliki pengakuan merek yang sangat kuat di antara penggemar Thailand. Selain itu, pelanggan Thailand suka mengekspresikan diri mereka sendiri,” kata Manajer Umum Levi’s untuk Asia Tenggara Sameer Koul, seperti dilansir dari Bangkok Post, Jumat (08/04/2022).

Target utama Levi’s di Thailand adalah generasi pelanggan lokal, terutama mereka yang berusia antara 18-30 tahun. Umumnya, anggota kelompok usia itu membeli hingga dua pasang jeans per tahun, dibandingkan rata-rata satu pasang per tahun yang tidak termasuk dalam kelompok ini.

Baca Juga :   Pengadilan PBB Tolak Tantangan Myanmar Atas Kasus Genosida Rohingya

Untuk mendukung hal itu, perusahaan pun memperbaharui format toko yang akan dikenal sebagai “Toko Indigo NextGen” sekaligus menyesuaikan karakteristik produknya. Saat ini, sudah ada delapan NextGen Indigo Stores di Thailand.

Selain toko fisik, Levi’s juga meluncurkan situs web versi Thailand perdana yang memungkinkan konsumen mengakses produknya dengan lebih mudah.

Koul mengatakan, selama 2019-2020, penjualan fashion global menurun 20% akibat pandemi. Namun, Levi berhasil meraih kinerja positif pada tahun 2021, dengan pendapatan bersih sebesar USD 5,8 miliar, angka yang sama dengan tahun 2019.[]