Starbucks Fokus Investasi Pada Karyawan dan Hentikan Buyback Saham

Starbucks Setop Semua Aktivitas Bisnis di Rusia
Ilustrasi gelas kopi Starbucks. (Foto: Narsum.id/Pixabay/Engin_Akyurt)
Starbucks Setop Semua Aktivitas Bisnis di Rusia
Ilustrasi gelas kopi Starbucks. (Foto: Narsum.id/Pixabay/Engin_Akyurt)

Jakarta | Starbucks Corp akan menghentikan pembelian kembali (buyback) saham, untuk berinvestasi lebih banyak pada karyawan dan toko. Hal ini diungkapkan oleh mantan Chief Executive Officer (CEO) Howard Schultz yang telah kembali memimpin Starbucks untuk ketiga kalinya.

Melansir Reuters, Starbucks pada bulan lalu mengumumkan bahwa Schultz akan mengambil alih sebagai CEO sementara, setelah Kevin Johnson pensiun.

Schultz menjabat sebagai CEO Starbucks dari 1986 hingga 2000, dan kemudian kembali menjabat dari 2008 hingga 2017. Di bawah kendalinya, Starbucks tumbuh dari 11 gerai menjadi lebih dari 28.000 gerai di 77 pasar di seluruh dunia.

Chief Investment Officer and Director of Research at Tigress Financial Partners Ivan Feinseth menilai, dengan menangguhkan buyback saham, Schultz mengisyaratkan ingin membuat langkah berani dan mengalihkan arus kas perusahaan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan dan karyawan, sambil mencoba menangkis serikat pekerja.

Baca Juga :   Ingin Lihat Komodo? Presiden Sarankan ke Pulau Rinca, Harganya Sama

Dalam beberapa bulan terakhir, karyawan di 10 gerai Starbucks di Amerika Serikat (AS) memang menyuarakan minatnya bergabung dengan Serikat Pekerja, afiliasi dari Serikat Pekerja Layanan Internasional.

Sepanjang tahun fiskal 2019 dan 2020, Starbucks menghabiskan hampir USD 12 miliar untuk buyback. Kemudian pada Oktober lalu, Starbucks menyatakan akan menganggarkan USD 20 miliar selama tiga tahun, untuk buyback saham dan dividen.[]