Aksi Protes Makin Marak, Presiden Peru Terapkan Jam Malam

Gedung pemerintahan di Lima, Peru. (Foto: Narsum.id/Pixabay/santosguerra)
Gedung pemerintahan di Lima, Peru. (Foto: Narsum.id/Pixabay/santosguerra)

Jakarta | Presiden Peru Pedro Castillo mengumumkan jam malam di ibu kota Lima dan kota pelabuhan Callao mulai Selasa (05/04/2022) waktu setempat. Keputusan itu dipicu oleh makin maraknya demonstrasi hingga memicu tindakan kekerasan, termasuk pembakaran gerbang tol, penjarahan dan bentrokan dengan polisi.

Dalam beberapa hari terakhir memang telah terjadi aksi protes mengenai kenaikan harga bahan bakar dan tol, selama masa kenaikan harga pangan.

Pemerintah pun menghapuskan pajak bahan bakar selama akhir pekan sebagai upaya menenangkan pengunjuk rasa. Namun pengemudi truk dan pekerja transportasi lainnya kembali turun ke jalan pada Senin (04/04/2022) di Lima dan sejumlah daerah di utara, dari kota pesisir Piura hingga Amazonas yang berhutan lebat.

“Dewan Menteri telah menyetujui deklarasi imobilitas warga (jam malam) dari 2:00 pagi hingga 11:59 sore pada Selasa, 5 April,” kata Castillo dalam pesan yang disiarkan televisi seperti dikutip AFP.

Baca Juga :   AS Bakal Mengirim Lebih Banyak Sistem Roket ke Ukraina

Mantan guru berusia 52 tahun itu mengumumkan jam malam seminggu setelah dia diselamatkan dari pemakzulan oleh Kongres, di mana lawan menuduh pemerintahan Castillo memiliki kurangnya arahan dan diduga membiarkan korupsi. Upaya pemakzulan pekan lalu adalah yang kedua kalinya selama delapan bulan pemerintahan Castillo.

Keputusan Castillo memberlakukan pembatasan pergerakan yang akan mencakup lebih dari 10 juta penduduk di Lima dan Callao, langsung menuai penolakan. Bahkan, analis politik Luis Benavente menilainya sebagai tindakan otoriter pemerintah Pedro Castillo yang menunjukkan ketidakmampuan untuk memerintah.

Seperti sebagian besar bagian dunia lainnya, ekonomi Peru masih belum pulih dari kerusakan yang ditimbulkan oleh pandemi corona. Indeks Harga Konsumen di Peru pada Maret lalu mengalami kenaikan bulanan tertinggi dalam 26 tahun, didorong oleh melonjaknya harga makanan, transportasi dan pendidikan, menurut lembaga statistik nasional.[]