Jakarta | Paus Fransiskus meminta maaf pada Jumat (01/04/2022) waktu setempat, atas pelecehan yang dilakukan di sekolah-sekolah perumahan yang dikelola gereja di Kanada. Paus mengatakan kepada delegasi pribumi di Vatikan bahwa hal itu membuat ia sakit dan malu.
“Saya merasa malu atas peran yang dimiliki sejumlah umat Katolik dengan tanggung jawab pendidikan dalam pelecehan dan kurangnya rasa hormat terhadap identitas, budaya dan nilai-nilai spiritual Masyarakat Adat di Kanada. Semua hal ini bertentangan dengan Injil Yesus Kristus,” ucapnya lewat akun Twitter resmi Paus Fransiskus.
Paus juga menyatakan bergabung dengan para uskup Kanada dalam memohon pengampunan.
Paus Fransiskus telah mendengar secara langsung pelecehan selama beberapa dekade ini yang dilakukan di sekolah-sekolah. Delegasi telah mendesaknya untuk meminta maaf atas skandal yang mengguncang Gereja Katolik.
Mengutip AFP, sekitar 150.000 anak-anak First Nations, Metis dan Inuit didaftarkan dari akhir 1800-an hingga 1990-an di 139 sekolah tempat tinggal di seluruh Kanada, sebagai bagian dari kebijakan asimilasi paksa pemerintah.
Mereka menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun terisolasi dari keluarga, bahasa dan budaya mereka, dan banyak dari antara mereka yang dilecehkan secara fisik dan seksual oleh kepala sekolah dan guru.
Paus Fransiskus dengan keras mengkritik kolonisasi ideologis, di mana begitu banyak anak telah menjadi korban.
“Identitas dan budaya Anda telah terluka, banyak keluarga telah berpisah,” katanya.
Sebuah komisi kebenaran dan rekonsiliasi menyimpulkan pada tahun 2015 bahwa kebijakan pemerintah yang gagal itu adalah genosida budaya.[]
Leave a Reply