
Jakarta | Uni Eropa (UE) dan Tiongkok menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) secara virtual pada Jumat (01/04/2022). Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel telah bertemu secara virtual dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Melansir Reuters, dalam pertemuan itu, UE mendesak Tiongkok agar tidak membantu Rusia selama perang dengan Ukraina. Disebutkan juga bahwa segala bantuan yang diberikan kepada Rusia mampu merusak reputasi internasional Tiongkok, dan membahayakan hubungan dengan mitra dagang terbesarnya, Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Menurut seorang pejabat UE yang berbicara secara anonim, lebih dari seperempat perdagangan global Tiongkok adalah dengan Eropa dan AS. Sedangkan dengan Rusia hanya sebesar 2,4%.
Sejak 2019, UE telah merubah bahasa diplomatiknya terhadap Tiongkok, dari semula menganggap sebagai saingan sistemik, menjadi mitra potensial dalam memerangi perubahan iklim atau pandemi.
Bahkan, UE dan Tiongkok telah terikat dalam perjanjian investasi sejak akhir 2020. Perjanjian itu dirancang untuk menyelesaikan sejumlah kekhawatiran UE tentang akses pasar timbal balik.
Namun, penerapan perjanjian itu harus tertunda oleh sanksi UE terhadap Tiongkok yang diduga melakukan pelanggaran HAM di Xinjiang. Begitu juga Tiongkok memasukkan individu dan entitas UE ke daftar hitam.[]
Leave a Reply