
Jakarta | Presiden Peru Pedro Castillo menghindari pemakzulan oleh kongres yang didominasi oposisi pada Senin (28/03/2022) waktu setempat. Hal ini mengakhiri upaya kedua untuk menggulingkannya, sejak Castillo naik ke pucuk kekuasaan delapan bulan lalu. Ini juga keenam kalinya sejak 2017, kongres membuka proses pemakzulan terhadap presiden yang sedang menjabat.
Melansir AFP, setelah debat parlementer yang berlangsung lebih dari delapan jam, 55 legislator memberikan suara mendukung pemakzulan Castillo, 54 memilih menentang dan 19 abstain. Butuh 87 suara untuk memakzulkan pemimpin sayap kiri, yang dituduh oposisi melakukan korupsi dan ketidakmampuan moral.
“Saya memuji fakta bahwa akal sehat, tanggung jawab dan demokrasi telah menang. Saya meminta semua (legislator) untuk membalik halaman dan bekerja sama untuk memecahkan tantangan besar yang dihadapi negara ini,” tulis Castillo di akun Twitter setelah pemungutan suara.
Castillo menghadapi upaya pemakzulan serupa pada bulan Desember, dan telah mendapat kecaman dari oposisi dan beberapa media Peru dalam beberapa bulan sejak itu.
Pihak oposisi menuduh Castillo tidak mampu secara moral dan menoleransi dugaan korupsi di lingkaran dalamnya. Ia juga mendapat kecaman atas krisis menteri yang berulang di bawah pemerintahannya, dengan empat perombakan kabinet dalam delapan bulan.
Sejak awal, Castillo menentang, dengan mengatakan bahwa proses itu tidak mengandung satu elemen pun yang secara sah mendukung tuduhan ketidakmampuan moral.
Proses pemakzulan relatif umum di Peru karena konstitusinya memungkinkan seseorang diajukan melawan presiden berdasarkan premis yang lebih subjektif tentang kesalahan politik daripada kesalahan hukum. Hal ini pun menciptakan banyak ketidakstabilan politik di negara itu. Pada November 2020 misalnya, Peru memiliki tiga presiden dalam waktu satu minggu.[]
Leave a Reply