Mensos Paparkan Program Pemberdayaan Kelompok Rentan di Kongres Kewirausahaan Global Riyadh

Mensos
Menteri Sosial, Tri Rismaharini menghadiri Kongres Kewirausahaan Global (GEC), yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, Senin, (28/03/2022). (Foto:Kemensos)
Mensos
Menteri Sosial, Tri Rismaharini menghadiri Kongres Kewirausahaan Global (GEC), yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, Senin, (28/03/2022). (Foto:Kemensos)

Jakarta – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, mengungkapkan berbagai upaya pemerintah RI mengembangkan program kewirausahaan untuk kelompok rentan terdampak pandemi pada Kongres Kewirausahaan Global (GEC), yang digelar di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, Senin, (28/03/2022).

Mensos menegaskan, pandemi telah memukul semua sektor di tanah air, termasuk kelompok miskin dan rentan menjadi pihak yang paling terdampak. Untuk mendukung kelompok rentan tersebut, Pemerintah Indonesia meluncurkan program kesejahteraan sosial secara intensif.

“Yaitu berupa bantuan sosial tunai (Program Keluarga Harapan/PKH) untuk 10 juta penerima manfaat, bantuan sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT) untuk 18,8 juta penerima manfaat. Tathun 2021 nilai bantuan sekitar Rp105 triliun (atau US$ 7,5 juta),” tutur Mensos.

Selanjutnya, program afirmatif khusus untuk mendukung kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, lansia, dan yatim piatu. Pandemi lanjut Mensos, juga membuat sebagian anak-anak kehilangan orangtuanya dan menjadi yatim piatu (YAPI) baru di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga :   Ingin Lihat Komodo? Presiden Sarankan ke Pulau Rinca, Harganya Sama

“Untuk anak YAPI, pemerintah meluncurkan program yang mendukung pendidikan dan kebutuhan sehari-hari mereka,” ungkap Mensos Risma.

Sementara tantangan yang dihadapi pemerintah adalah luasnya wilayah tanah air yang terdiri dari 16.772 pulau sehingga penyaluran bantuan sosial (bansos) sangat mengandalkan keunggulan dalam pengelolaan data.

Tantangan lainnya adalah respon terhadap korban bencana yang melanda mulai gempa bumi, badai, tanah longsor, banjir bandang, dan letusan gunung berapi. Selain penanganan terhadap korban, Kemensos juga memodifikasi tenda untuk memastikan penanganan pengungsi menjaga kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Sedangkan untuk pemberdayaan penyandang disabilitas, Kemensos memberikan pekerjaan di balai dan loka. Mereka membuat alat bantu sesuai kebutuhan spesifik dan mendapat upah yang membantu mereka keluar dari garis kemiskinan sesuai standar Bank Dunia sebesar USD 1,9 per hari.

Baca Juga :   Ingin Lihat Komodo? Presiden Sarankan ke Pulau Rinca, Harganya Sama

Kemudian, Kemensos juga menyediakan pusat galeri kewirausahaan yakni Sentra Kreasi Atensi atau SKA. SKA telah didirikan di 28 dari 41 balai di seluruh Indonesia. Galeri SKA menampilkan hasil berkebun, kuliner, dan produk buatan industri rumahan, serta menyediakan kios untuk penjahit, salon, dan spa.

Untuk mempercepat pemberdayaan masyarakat di Indonesia Timur, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Barat, dan Papua, Kemensos mengintesifkan pembangunan akses ekonomi dan pasar dengan membangun sistem transportasi sendiri dari fiber, speedboat hingga sepeda motor listrik. []