Filipina dan AS Gelar Latihan Militer Terbesar dalam 7 Tahun

Ilustrasi militer. (Foto: Narsum.id/Pixabay/ArmyAmber)
Ilustrasi militer. (Foto: Narsum.id/Pixabay/ArmyAmber)

Jakarta | Filipina dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan militer gabungan terbesar mereka sejak 2015, pada Senin (28/03/2022). Latihan tahunan “Balikatan” (bahu-ke-bahu) pada tahun ini melibatkan 8.900 tentara dan akan mencakup latihan tembakan langsung serta pelatihan dengan kendaraan serbu amfibi.

Hal ini menggarisbawahi peningkatan hubungan pertahanan setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengurangi beberapa latihan perang sebelumnya untuk mengejar hubungan yang lebih hangat dengan Tiongkok.

Sejak menjabat pada 2016, Duterte telah mencari hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dengan imbalan janji pinjaman, bantuan dan investasi, serta menjauhkan diri dari AS, sekutu perjanjian. Namun, tahun lalu Duterte menarik kembali ancaman untuk membatalkan pakta dua dekade yang mengatur kehadiran pasukan AS di Filipina.

“Kami mengirim pesan kepada dunia bahwa aliansi antara negara kami lebih kuat dari sebelumnya,” kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters.

Baca Juga :   Krisis Pangan, Pelabuhan Laut Hitam Ukraina Bakal Segera Dibuka Kembali

Terlepas dari upaya membangun hubungan yang lebih dekat, Filipina menjadi lebih kritis terhadap tindakan Tiongkok, termasuk soal berkerumunnya kapal penangkap ikan yang diawaki oleh milisi di lepas pulau Spratly yang disengketakan, dan blokade misi pasokan militer tahun lalu.

Baru-baru ini, Filipina juga memanggil duta besar Tiongkok atas apa yang disebutnya sebagai penyusupan ilegal dan kehadiran terus-menerus dari sebuah kapal angkatan laut Tiongkok.

Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, yang dilalui oleh sekitar USD 3 triliun perdagangan kapal setiap tahun. Sementara Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim di jalur air tersebut.[]