AS Bakal Selidiki Impor Panel Surya dari 4 Negara Asia Tenggara

Ilustrasi panel surya. (Foto: Narsum.id/Pixabay/Sarangib)
Panel surya. (Foto: Narsum.id/Pixabay/Sarangib)

Jakarta | Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) menyatakan akan melakukan penyelidikan yang dapat mengakibatkan perubahan tarif panel surya yang diimpor dari empat negara Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Thailand, Vietnam dan Kamboja.

Keputusan itu berdasarkan petisi dari Auxin Solar, pabrikan surya dari California, yang meminta penyelidikan dengan alasan pabrikan Tiongkok mengalihkan produksi ke empat negara tersebut, untuk menghindari pembayaran bea masuk AS selama hampir satu dekade atas barang-barang solar buatan Tiongkok.

Dalam memo yang diunggah di situs web Departemen Perdagangan AS juga disebutkan bahwa produk-produk yang dimaksud akan dikenakan bea masuk dan anti-dumping AS jika memang terbukti dibuat di Tiongkok.

Petisi Auxin merupakan yang terbaru dari serangkaian upaya produsen solar AS untuk membendung aliran panel murah Asia, yang dianggap membuat produk mereka kalah bersaing.

Baca Juga :   Twitter: Ketidakpastian Elon Musk Mengganggu Pendapatan

Menurut kelompok industri American Clean Power Association, impor dari empat negara tersebut menyumbang sekitar 80% dari panel yang diharapkan akan dipasang di AS tahun ini. Penyelidikan itu pun diyakini akan menghambat pengembangan proyek dan membahayakan kemajuan AS dalam mengatasi perubahan iklim.

“Keputusan ini secara efektif membekukan pengembangan di industri surya AS. Terus terang, tindakan Departemen Perdagangan untuk memulai penyelidikan ini adalah bencana bagi industri kami,” kata CEO asosiasi Heather Zichal seperti dikutip dari Reuters.

Untuk diketahui, Presiden AS Joe Biden telah menetapkan target menyapih sektor listrik AS dari bahan bakar fosil pada tahun 2035, mendorong tenaga surya untuk memasok hingga 40% dari kebutuhan listrik AS, naik dari 3% saat ini.[]