Jakarta | Produsen mobil asal Tiongkok, Geely Automobile Holdings Ltd memperkirakan penjualan dan labanya tahun ini bisa kembali menurun, akibat masih terkendala oleh kekurangan pasokan chip global dan kenaikan harga bahan baku.
Tahun lalu, Geely mencetak laba senilai 4,85 miliar yuan atau sekitar USD 761,64 juta. Angka itu menurun 12% dari laba tahun sebelumnya yang sebesar 5,53 miliar yuan.
“Meningkatnya persaingan di pasar Tiongkok, kenaikan harga bahan baku, gangguan terkait pandemi, dan tanda-tanda kekurangan pasokan chip global yang tidak menunjukkan tanda-tanda membaik akan terus membebani kinerja penjualan dan profitabilitas grup pada tahun 2022,” ungkap pihak Geely Automobile dalam pernyataan yang dilansir dari Reuters.
Chief Executive Officer (CEO) Geely Auto Group Jerry Gan menjelaskan, kekurangan semikonduktor sangat berdampak pada produksi lantaran Geely sangat bergantung pada chip khusus dan rantai pasokan global. Salah satu upaya memecahkan masalah itu, Geely pun akan menggunakan chip internal.
Geely Automobile menargetkan penjualannya tahun ini bisa tumbuh 24% menjadi 1,65 juta kendaraan. Perusahaan yang telah berinvestasi di Volvo Cars dan Daimler itu juga akan berusaha memperluas pasar ekspornya ke Asia Tenggara, Timur Tengah dan Eropa Barat.[]
Leave a Reply