FTI Prediksi Ekspor Mobil Thailand Tahun Ini Tak Capai Target

Ilustrasi ekspor mobil. (Foto: Narsum.id/Pixabay)
Ilustrasi ekspor mobil. (Foto: Narsum.id/Pixabay)

Jakarta | Federasi Industri Thailand atau The Federation of Thai Industries (FTI) memperkirakan ekspor mobil Thailand tahun ini akan meleset dari target 1 juta unit, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan kekurangan bahan baku dan melonjaknya harga yang didorong oleh perang Rusia-Ukraina.

Wakil Ketua FTI Kriengkrai Thiennukul mengatakan, harga bahan baku utama untuk pembuatan mobil seperti baja akan meningkat, sedangkan kelangkaan semikonduktor dan komponen utama lainnya juga diperkirakan masih berlanjut.

Perang Rusia-Ukraina mengancam pasar baja dan semikonduktor lantaran Ukraina memasok Amerika Serikat (AS) dengan lebih dari 90% neon kelas semikonduktornya, komponen penting untuk pembuatan chip. Sementara Rusia adalah sumber utama paladium, sejenis logam yang digunakan dalam sensor dan memori.

Selain itu, FTI juga mengangkat kekhawatiran atas kenaikan inflasi sebagai akibat dari lonjakan harga energi, yang akan menyebabkan tagihan listrik lebih tinggi dan memberikan tekanan pada biaya produksi.

Baca Juga :   Biden Luncurkan Tindakan Eksekutif Saat Gelombang Panas Menghantam AS

Di industri lain, produsen tidak bisa menghindari biaya produksi yang lebih tinggi jika pemerintah menaikkan tagihan listrik.

Mengutip Bangkok Post, Komisi Pengaturan Energi atau Energy Regulatory Commission (ERC) memperkirakan, tarif listrik yang digunakan untuk menghitung tagihan listrik, akhir tahun ini akan naik menjadi lebih dari 4 baht per kilowatt-hour (kwh), akibat kenaikan harga impor gas alam cair (LNG).

Gas alam memakan porsi 56% dari bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik. Thailand perlu mengimpor lebih banyak LNG karena pasokan yang berkurang dari Teluk Thailand. Biasanya, kenaikan harga gas mengikuti kenaikan harga minyak.[]