Eneos Jepang Berencana Keluar dari Proyek Gas Yetagun Myanmar

Salah satu SPBU Eneos. (Foto: Narsum.id/Eneos)
Salah satu SPBU Eneos. (Foto: Narsum.id/Eneos)

Jakarta | Perusahaan energi Jepang, Eneos Holdings berencana menarik diri dari proyek gas Yetagun Myanmar, sebagai tanggapan terhadap masalah sosial di tengah kritik bahwa proyek tersebut mendanai junta militer Myanmar.

Langkah itu dilakukan setelah Petronas yang dikelola Malaysia, dan Mitsubishi Corp Jepang mengatakan bulan lalu mereka melakukan divestasi dari proyek tersebut, yang merupakan jalan keluar terbaru oleh perusahaan energi besar sejak kudeta militer tahun lalu.

“Kami sedang memeriksa dan berdiskusi dengan mitra bisnis kami tentang semua kemungkinan tindakan menuju penutupan bisnis berdasarkan situasi untuk mengatasi masalah sosial dan potensi bisnis,” kata juru bicara Eneos kepada Reuters.

Anak usaha Petronas, PC Myanmar (Hong Kong) Ltd menguasai 40,9% saham di Yetagun, sedangkan Myanma Oil and Gas Enterprise memiliki 20,5%. Konsorsium Jepang yang dipimpin oleh pemerintah dan unit Eneos JX Nippon Oil & Gas Exploration memang 19,3% saham, dengan sisanya dimiliki oleh PTTEP International Ltd.

Baca Juga :   Mahfud MD: Musuh Kita KKB Bukan Rakyat Papua

Sebelumnya, pada Januari lalu, TotalEnergies dan Chevron Corp yang merupakan mitra dalam proyek gas besar di Myanmar, mengatakan mereka menarik diri dari negara itu, dengan alasan situasi kemanusiaan yang memburuk setelah kudeta.[]