
Jakarta | Produsen mobil asal Prancis, Renault, mengumumkan akan menangguhkan operasi di pabriknya di Moskow dalam waktu dekat. Keputusan itu diambil setelah Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan boikot global terhadap Renault karena tetap berada di Rusia.
Sebelumnya, Ukraina telah meminta Renault untuk meninggalkan pasar Rusia, namun permintaan itu ditolak.
“Renault menolak untuk menarik diri dari Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba di Twitter sebelum pengumuman Renault. “Saya meminta pelanggan dan bisnis di seluruh dunia untuk memboikot Grup Renault.”
Selain menghentikan operasi, Renault juga mempertimbangkan opsi yang memungkinkan untuk afiliasinya di Rusia, AvtoVAZ. Dalam pernyataannya yang dikutip dari AFP, disebutkan bahwa mereka telah menurunkan prospek keuangan 2022.
Produsen mobil Barat telah berekspansi ke Rusia untuk merakit mobil selama dua dekade terakhir, karena ekonomi negara berkembang.
Renault sangat terekspos karena berinvestasi di AvtoVAZ bersama Rostec, konglomerat pertahanan milik negara yang dijalankan oleh sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam kerja sama itu, Renault menguasai 69 persen saham AvtoVAZ.
“Mengenai sahamnya di AvtoVAZ, Grup Renault menilai opsi yang tersedia, dengan mempertimbangkan lingkungan saat ini, sambil bertindak secara bertanggung jawab terhadap 45.000 karyawannya di Rusia,” kata pihak manajemen dalam pernyataan itu.[]
Leave a Reply