Jakarta – Brasil telah mencabut larangannya terhadap Telegram setelah Mahkamah Agung negara itu memblokir aplikasi perpesanan milik Pavel Durov itu pada hari Jumat (18/03/2022) karena gagal mematuhi perintah pengadilan.
New York Times melaporkan, Pengadilan menarik kembali larangannya, setelah Telegram membuat beberapa perubahan untuk membantu menghalau informasi yang salah di negara itu, yang mencakup menghapus informasi rahasia yang dibagikan oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan menghapus akun milik Allan dos Santos, seorang aktivis dan pendukung Bolsonaro yang dituduh menyebarkan disinformasi.
Selain itu, Telegram berjanji untuk melabeli postingan yang berisi informasi palsu dan mempromosikannya dengan informasi faktual. Termasuk mengawasi 100 saluran paling populer di Brasil seperti dilansir dari the Verge.
Dengan lebih dari 1,1 juta pelanggan di platform, Telegram telah menjadi saluran komunikasi favorit bagi Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang saat ini sedang diselidiki karena membocorkan dokumen polisi dan telah dituduh menyebarkan informasi palsu di masa lalu.
Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes, penentang Presiden Bolsonaro, memerintahkan larangan aplikasi tersebut, yang berakhir hanya dalam dua hari.
Sebelumnya, CEO Telegram Pavel Durov menyampaikan, perusahaannya tidak mengambil tindakan lebih cepat karena mereka memeriksa kotak masuk email yang salah sehingga gagal melihat pesan penting dari Mahkamah Agung Brasil.
“Tampaknya kami memiliki masalah dengan email antara alamat perusahaan telegram.org kami dan Mahkamah Agung Brasil,” tutur Durov dilansir dari The Verge, Sabtu, (19/03/2022). []
Leave a Reply