KLHK: Indonesia Menuju “Mercury is History”

Diskusi KLHK dan United Nations Development Programme (UNDP) bertema "Menuju Mercury is History"
Diskusi KLHK dan United Nations Development Programme (UNDP) bertema "Menuju Mercury is History". (Foto:Narsum.id/KLHK)
Diskusi KLHK dan United Nations Development Programme (UNDP) bertema "Menuju Mercury is History"
Diskusi KLHK dan United Nations Development Programme (UNDP) bertema “Menuju Mercury is History”. (Foto:Narsum.id/KLHK)

Narsum.id – Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati menegaskan bahwa penggunaan merkuri di Indonesia harus segera disudahi. Hal ini disampaikannya dalam diskusi bersama United Nations Development Programme (UNDP) bertema “Menuju Mercury is History,” yang digelar secara virtual, Jumat (18/03/2022).

Vivien komitmen pemerintah untuk membuat penggunaan merkuri sebagai bagian dari sejarah, lantaran senyawa tersebut terbukti banyak merugikan lingkungan, termasuk membahayakan kesehatan masyarakat. Komitmen ini, antara lain ditunjukkan dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah sidang “The Fourth Meeting of the Conference of Parties (COP-4)” Konvensi Minamata.

Baca Juga :   Solo Keroncong Festival 2022 Gelorakan Ekonomi Masyarakat

“Dengan ini, Indonesia menunjukan kepemimpinannya untuk menyelesaikan persoalan. Dengan presidensi Indonesia, kita dapat menunjukkan kepemimpinan internasional dalam hal penyelamatan lingkungan,” tutur Vivien yang juga merupakan Presiden COP4.

Vivien juga mengungkapkan, Indonesia kedepannya bakal mengurangi penggunaan senyawa merkuri pada alat-alat kesehatan. Tidak akan ada lagi termometer dan tensimeter yang menggunakan merkuri. Penggunaan merkuri di bahan tambal gigi juga disudahi.

“Pada sektor manufaktur, industri-industri yang menggunakan merkuri sebagai bahan baku, di sini diminta mengurangi tiga puluh persen sampai tahun 2030. Kenapa tidak seratus persen, karena industri harus cari bahan baku lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut, penggunaan merkuri pada industri lampu, industri energi serta di Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) secara bertahap juga akan disudahi. KLHK sendiri, saat ini sudah membantu pelaku penambang emas di 9 lokasi di Indonesia, untuk tidak lagi menggunakan merkuri.

Baca Juga :   Fenomena Citayam Fashion Week, Jokowi: Asal Positif Nggak Masalah

“Ketika kita melarang dia untuk menambang emas dengan merkuri, harus alih profesi. Pemerintah juga harus membantu alih profesi seperti apa. Kita tidak hanya melarang-larang, tapi juga bantu alih profesi,” tegas Vivien. []