Malaysia Butuh USD 6,7 Miliar untuk Subsidi Minyak Tahun Ini

Ilustrasi bendera Malaysia. (Foto: Narsum.id/Unsplash)
Ilustrasi bendera Malaysia. (Foto: Narsum.id/Unsplash)

Narsum.id – Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz memprediksi, tagihan subsidi minyak Malaysia tahun ini bisa melonjak lebih dari dua kali lipat, menjadi 28 miliar ringgit atau setara USD 6,7 miliar (Rp 95,6 triliun dengan kurs 14.200 per dolar).

Hal itu bisa terjadi jika harga minyak mentah tetap pada tingkat yang tinggi, setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Tengku Zafrul mengatakan kepada parlemen bahwa pada Januari, pemerintah sudah mulai meningkatkan subsidi hingga 2 miliar ringgit untuk subsidi bensin, solar dan bahan bakar gas cair. Angka itu meningkat sepuluh kali lipat dari bulan yang sama tahun lalu.

Melansir Bangkok Post, sepanjang tahun lalu Malaysia telah menghabiskan 11 miliar ringgit untuk subsidi minyak bumi.

Baca Juga :   Evergrande Menggulingkan Dua Eksekutif Teratas

Tengku Zafrul mengatakan, saat ini pemerintah Malaysia sedang mengkaji mekanisme subsidi untuk memastikan bantuan tersebut tepat sasaran, lantaran harga barang-barang bersubsidi lainnya seperti minyak goreng, juga akan naik.

“Pemerintah tidak bisa meminjam untuk membiayai pengeluaran operasional seperti biaya subsidi. Jadi, kenaikan subsidi perlu diimbangi dengan tambahan pendapatan dan penghematan biaya,” tegas Tengku Zafrul.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022. Salah satu upaya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meredam invasi tersebut adalah tidak lagi mendesak keanggotaan NATO untuk Ukraina. Seperti diketahui, ini merupakan salah satu alasan utama invasi Rusia.

Melansir AFP, Zelensky juga mengaku terbuka untuk berkompromi tentang status dua wilayah separatis Ukraina yang telah diakui Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai negara merdeka, sesaat sebelum invasi dimulai.[]