
Narsum.id – Bumble Inc, pengembang aplikasi kencan yang berbasis di Austin, Texas, memprediksi pendapatannya tahun ini bisa berkisar sekitar USD 934 juta – USD 944 juta. Optimisme itu salah satunya didasari pencapaian Bumble yang meraih laba 13 sen per saham pada kuartal yang berakhir 31 Desember.
Chief Financial Officer (CFO) Anu Subramanian mengatakan, selanjutnya Bumble akan meningkatkan pendapatan hingga double digit menjadi 36% dari tahun ke tahun dan makin fokus pada ekspansi di pasar internasional serta inovasi produk.
Melansir Reuters, aplikasi kencan ini sangat terbantu oleh adanya aturan lockdown selama pandemi, yang membuat orang-orang memilih platform virtual untuk bertemu orang baru.
Selain Bumble, perusahaan ini juga memiliki aplikasi Badoo, dan baru-baru ini melakukan akuisisi pertamanya dengan membeli Fruitz Prancis. Aksi itu dilakukan sebagai salah satu upaya memperkuat keberadaannya di Eropa dan meningkatkan daya saingnya terhadap pemilik Tinder, Match Group.
Terkait perang Rusia-Ukraina, Bumble juga berkomitmen menghentikan operasinya serta menghapus semua aplikasinya dari Apple App Store dan Play Store di Rusia dan Belarusia, seperti halnya perusahaan-perusahaan lain.
Bumble mengatakan, pendapatan gabungan dari Rusia, Belarusia dan Ukraina mencapai sekitar 2,8% dari total pendapatan tahunan pada 2021. Perusahaan memprediksi, tahun ini akan merugi sekitar USD 20 juta dari wilayah tersebut.[]
Leave a Reply